Senin, 06 September 2010

ketika burung2 masih bisa bernyanyi

Duduk di sini, menunggu
Menyaksikan burung-burung berkicau dan bergoyang
Aku bertanya-tanya
Bagaimana caranya mereka dapat menerima
Dinginnya keseharian
Kegelisahan rutinitas
Hari-hari yang panjang dari perjalanan terpanjang menuju ketakpastian
Panggilan dari suara-suara
Yang berbicara dengan bahasa yang berbeda
Kekakuan dari malam-malam yang sepi
Tapi masih bisa bernyanyi dan terbang
Menuju keabadian di depan sana…
Bersama teman-temannya

Maka aku bertanya pada mereka
Dengan nada suara yang terendah
Bisakah aku menjadi seperti kalian
Menyanyikan lagu kesukaan kita bersama-sama
Bisakah aku terbang di samping kalian
Dan memandang tempat-tempat kesukaan kita dari atas sana
Bisakah aku berkelana bersama kalian
Dan hinggap di taman-taman untuk merasakan hidangan penutup kesukaan kita
Bisakah aku duduk di atas sarang kalian
Dan belajar pelajaran kesukaan kita tentang kehidupan dan kematian
Bisakah aku menjadi seperti kalian
Hanya untuk mengetahui bagaimana rasanya untuk mencintai dan memberi

Saat aku di sini, aku tahu kalian di sana
Menyaksikan diriku
Kalian di sana
Menghisap cacing terakhir yang lezat
Kalian duduk di sana
Tertawa di belakangku
Kalian melayang di atas sana
Memamerkan padaku bagaimana caranya untuk hidup dan bebas
Kalian bernyanyi dan bernyanyi
Berusaha untuk tidak terdengar sumbang
Kalian meludah lalu membuang kotoran
Seolah-olah kalian tahu
Seolah kalian tahu
Bahwa aku pantas mendapatkannya

Maka ketika dalam satu jam berikutnya
Kalian pergi
Maukah kalian
Menyanyikan lagu yang terakhir sekali lagi
Maukah kalian
Turun dari pohon dan mematuk hatiku yang terbuat dari kayu
Hidupku yang terbuat dari kayu
Jiwaku yang terbuat dari kayu
Dan merubahnya menjadi sebuah lubang
Sebuah lubang hitam yang kecil
Persis seukuran kalian
Sehingga kalian bisa masuk ke dalamnya
Kapanpun kalian suka
Dan bersarang di sana
Bernyanyi
Lalu tidur dengan nyenyak
Dan menumbuhkanku sepasang sayap

by;arki atsema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar