Kau mungkin tak tahu betapa hatiku penuh luka saat aku harus membuat keputusan untuk meninggalkanmu. Saat aku menghadapi keadaan yang bisa membunuhku, bahkan membunuhmu ketika aku harus mempertahankanmu. Saat aku merasa sendiri dan sepi, tak seorang pun sudi menghela. Kau tak pernah tahu dan mungkin tak kan pernah tahu.
Aku menyadari bahwa saat ini kau sudah tidak lagi punya urusan denganku, begitu juga seharusnya denganku yang sudah tak punya andil apapun terhadapmu. Aku telah mendengar semua itu dari bibir dan hatimu. Aku sungguh telah mendengarnya. Hatiku gerimis setelahnya. Betapa sungguh secepat itu namaku lenyap dari hati dan pikiranmu!
Secepat itu juga kau menemukan matahari yang lain. Empat hari lalu, bahkan kau baru saja berterus terang bahawa kau hanya punya dua matahari. Matahari sesungguhnya dan satu yang lain adalah “Aku”. Tapi aku pikir, aku harus tahu diri bahwa sinarku tak cukup menerangi jalanmu. Aku yakin dan percaya bahwa sesungguhnya ada matahari lain yang bisa menerangi hatimu. Menghangatkan jiwamu. Aku berdoa untuk kebahagiaanmu.
Kalau boleh aku berujar, matahari itu sesungguhnya telah ada di dekatmu. Tinggal bagaimana caramu untuk menarik sinar itu hingga dia bisa memberikan sinarnya padamu. Kau mungkin tak pernah tahu bahwa aku sudah merasa seperti itu sejak kau masih berada di sampingku dulu.
Semoga kau masih bisa menerimaku, masih bisa mengingatku. Atau aku sangat berharap bisa jadi asteroid bagimu. Meskipun harus mendapatkan sinar dari matahari untuk bisa menyinarimu. Meskipun tidak seterang mentari, tapi setidaknya aku bisa sedikit menerangi hatimu dan menyingkirkan mendung di kelopak matamu.
Biarkan aku jadi seperti itu dan aku rela menyerahkan sinarku untuk mataharimu yang selanjutnya.
Biarkan sinar itu hidup dalam raga orang lain daripada harus menderita tak berdaya dalam hatiku.
Biar sinar itu hidup melalui orang lain, daripada harus menanggung sakit dan bersalah dalam jiwa ragaku.
Semoga kau tahu bahwa sinar itu masih hidup dan menunggumu.
Dan semoga kau tahu bahwa aku pernah mencintai seseorang hingga aku menangis.
by;rain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar