Selasa, 15 Desember 2009

puisi cinta anggrek biru

Meski sejenak bertemu, aku bahagia bisa kembali melihatmu
Di batas-batas kerinduan dan kehampaan tak terasa airmata menetes di pipiku

Hati yang mati suri, tiba-tiba terjaga dan berkata bahwa sesungguhnya rasa masih ada
Baru kumengerti bahwa rasa tak pernah pergi dan sepertinya takkan terganti

Sekeras apapun kumencoba, selemah apapun daya tuk mengingatnya
Hati miliki pilihannya sendiri yang tak bisa diatur oleh akal

Letih… ku berdiri di bawah terik mentari
Semenjak engkau melangkah menjauh pergi
Hingga rambut ini mulai memutih
Masih… tak kutemui engkau kembali

Letih… hanya saja raga ini b’lumlah mati
Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini
Sampai engkau hadir…
Sampai larut penantian menjadi bagian dari takdir...!!!

Minggu, 13 Desember 2009

kata maaf yang tak tersampaikan

Aku dibuat pusing oleh sahabatku yang sekarang sedang berbicara tak jelas padaku. Padahal hari ini aku tak begitu Mod. “Ayolah Tania! Kita membuat sebuah permintaan yang didulis dikertas dan kita masukan kedalam sebuah kapsul kotak! Kumohon, aku ingin hanya kita berdua saja yang melakukanya. Bukankah, kamu juga mempunyai sebuah keinginan?”, Ucap Cilya sahabatku.“Cerewet banget, ah!!”, Teriakku kesal. “Sudah kubilang kan, aku gak mau melakukan yang seperti anak kecil itu, Cilya!! Dasar, Bodoh!!”, Teriakku dengan amarah yang begitu besar.Wajah Cilya yang tadi ceria, berubah drastis dengan wajah penuh tanya. Dia menatapku penuh dengan rasa khawatir dan wajah sedihnya pun mulai muncul.Aku hanya pergi meninggalkan CiLya sahabat baikku itu yang kini menjadi begitu menyebalkan. Aku kesal padanya. Memang aku mempunyai sebuah keinginan, tapi tidak usah sampai melakuakn itu, kan?! Menyebalkan!Seminggu pun berlalu, aku masih saling diam dan tak saling bicara dengan Cilya. Dalam hatiku mulai muncul rasa bersalah dan juga rasa sesal. Mengapa aku bertengkar dengan Cilya hanya karena masalah sepele?Dalam Bis sepulang sekolah, aku melihat Cilya dengan raut wajah yang sedih, sama dengan apa yang aku rasakan saat ini. Ingin kukatakan kata ‘maaf’_ku sekarang juga, tapi tidak jadi. Rasa bersalahku terlalu besar dan rasa sakit hati Cilya pun tidak bisa kututupi dengan kata maaf dariku sekalipun.Wajah Cilya yang polos dan penuh dengan senyuman itu kini berubah hanya karena kegoisanku. Lama berfikir, aku sudah bertekad mulai besok aku akan meminta maaf pada Cilya dan aku tidak peduli kata ‘maaf’_ku akan diterima atau tidak olehnya.Tapi, semuanya terlambat. Aku dikejutkan dengan bendera kuning yang dipajang didepan rumah Cilya. Apa yang terjadi? Aku melangkah pelan menuju rumahnya dengan hati tidak karuan. Aku kira orang tunya meninggal dunia, tapi justru Cilyalah yang sudah tiada. Tadi malam dia tertabrak mobil saat menyebrang jalan sepulang dari taman. Kata orang tuanya, dia pergi kesana untuk menulis sesuatu. Dengan sekejap, aku teringat dengan apa yang dikatakan Cilya tempo hari, dia ingin ‘mengubur sebuah permintaan didalam kapsul kotak’. Aku pun berlari menuju taman dengan air mata membasahi pipiku. Lalu, akupun melihat bekas galihan didekat pohon. Aku lekas menggali dan terus menggali, aku yakin Cilya pasti mengubur permintaanya disini. Kapsul kotak berwarna putih kusam kuambil dengan rasa gugup. Aku mulai membuka selembar kertas, kubaca, dan air mataku pun mulai mengalir kembali. Ternyata Cilya menulis, ‘Jika ada satu permintaan yang dapat dikabulakn, aku hanya meminta agar keinginan Tania terkabul’. Cuaca dipagi hari yang cerah kini berubah menjadi mendung, hujan pun turun dan rasa sesalku terus mengalir. Aku berdiri tegap dengan tangan terus menggenggam kertas itu, dan terus menatap upacara pemakaman Cilya yang kenapa dia pergi lebih dulu sebelum aku mengucapkan kata ‘maaf’ padanya, dan kenapa wajah terakhir Cilya yang aku lihat adalah wajah yang sedih. Mungkin kenangan pahit dan rasa sesalku ini akan terus aku ingat seumur hidupku. Namun, kenangan indah saat bersama Cilya akan selalu menjadi memory yang terindah dalam hidupku, selamanya.Tuhan, Jika ada satu pemintaan yang dapat dikabulkan, aku hanya meminta semoga dia diterima disisimu dan sampaikanlah sejuta kata maafku untuknya.

kisahku

Hujan! Meskipun hanya rintik-rintik, tapi cukup untuk membuat dingin hawa di Malang sore ini. Dan hujan inipun mengingatkan aku pada seseorang. seseorang yang tahun lalu berada di sisiku. bersamaku melalui hari-hari bersama. ya! Tungky. cowo jangkung yang menjadi kapten basket di sekolahku dan digandrungi oleh banyak wanita di sekolahku.namaku Cheyya. seorang cewek yang sangat cuek terhadap sekitar. bisa di bilang gak punya perasaan. aku sekolah di salah satu SMA Kristen di kotaku, yang lumayan elit. hari ini ada pertandingan basket campuran antar kelas. aku termasuk berbakat dalam bidang basket. karena itu, aku menjadi kapten team basket putri di sekolah. hari ini kelasku bakalan tanding sama anak sains 2, kelasnya Tungky. " Che, kita nanti bakal ngadepin master-master basket lho." ucap Sherly saat aku membenarkan tali sepatuku. " Bukan masalah besar. toh di kelas kita juga banyak yang jadi master basket. kamu gak usah patah semangat dulu. bukan berarti kalo anak sains 2 yang sebagian besar anggota team basket bakaln menang telak. makany kita harus bisa kompak. jangan jalan sendiri-sendiri." kataku yang masih serius membenarkan tali sepatuku.***pertandingan berakhir dengan kemengan telak XG, kelasku. saat pulang, " eh,loe kan yang namanya Cheyya? kapten basket putri?" tanya seorang cowo rese. " mank napa?" tanyaku, sinis. " gue gak triman loe ngalahin team gue yang jelas-jelas ada Tungky, kapten putra. loe pasti curang!" dia menjadi geram. " loe gak trima??" tantang ku. " jelas!" kata cowok itu lagi. "ayo tanding ulang! tapi cuman kita berdua!" kataku yang masih dengan nada sinis. " ogah! loe ma Tungky!" ucapanya nunjuk-nunjuk aku. "oke! aku trima! sekarang. di lapangan sekolah!" kataku sembari meninggalkan mereka kelapangan sekolah. ternyata di lapangan sekolah telah menunggu Tungky, sang kapten basket. " aku denger, kamu manusia paling cuek di bumi ini. tapi kenapa kok mau-maubnya nerima tantangan dari seorang hamba seperti aku ini?" tanya Tungky, ngerendahin aku. aku gak jawab pertanyaan tungky. aku langsung merebut bola dari tangannya dan langsung shooting. " owh, ternyata selain cuek, kamu juga gak bisa bicara!" katanya lagi. " bulshit! mau loe apaan sich, ky?" kataku menatap tajam matanya yang bening. penuh kehangatan." gue pengennya elo jadi Cheyya yang dulu gue kenal. Chryya yang selalu tersenyum. bukan Cheyya yang gak punya perasaan. Cheyya yang cuek gak mau tahu keadaan sekitar! buykan itu Che!" teriaknya memekikkan telingaku. " loe gak tahu kenapa gue berubah! jangan asal nyerocos aja loe" teriakku gak kalah sama Tungky. dia menhampiriku. mendekap ku erat sambil berkata lembut. " Che, kenapa kamu harus kayak gini?" tanyanya penuh kasih sayang. " ini semua gara-gara kamu, ky! kenapa kamu tinggalin aku padahal kamu tahu kalo aku itu butuh kamu banget?" aku terisak dalm dekapan Tungky. " aku minta maaf Cheyya. orang tuaku menghendaki demikian. aku gak mungkin ngelawan orang tuaku. kamu bisa ngertiin posisi aku kan?" katanya lembut. membuat hatiku luluh. " aku anter pulang yuk!" tungky melepaskan dekapannya dan menggandeng tanganku erat menyusuri senja sore ini.esok paginya, sekolahku gempar gara-gara berita jadiannya aku sama Tungky. " Che, kok elo bisa jadian sama tungky tu gimana ceritanya?" tanya sherly saat kita mau latihan basket bareng. " sebenarnya kau sama Kyky udah 2 tahun yang lalu jadian. tapi karena Kyky pindah, ya kita lost communication. makanya kau nyusul Kyky kesini. ternyata saat kesini Kyky diem aja. jadinya aku ya diem. tapi kemaren kita lanjut lagi kok." jelasku, lembut. " hahaha... aneh lu Che ngomong alus gitu. biasanya juga dingin." komnentar Sherly. aku hany senyum.***setahun sudah aku jaln sama Kyky. hari ini kita mau pulang ke madiun. sekalian ngerayain natal sama-sama temen di Madiun. tapi uadh se sore ini Tungky belum jemput aku. tiba-tiba Hp ku berbunyi. di layar terlihat namakak Odhy, kakaknya Tungky. "iya halo kak." kataku. " dek kamu ke RS harapan kasih sekarang ya. penting!" kak odhy menutup telfon. ya mau gak mau aku dateng deh ke tu RS. di depan kamar 2709, terlhat keluarga Tungky ngumpul. Tungky mana? pikirku. aku menghampiri tante bela, ibu Tungky. "mah, Tungky kenapa?" tanyaku. tante bela tidak menjawab. tetapi beliau menarikku menuju ke dalam ruangan putih itu. aku melihat Tungky terbaring lemah di sana." ky, kamu kenapa?" tanyaku. mataku menjadi hangat dan butiran-butiran bening membanjiri pipiku. " aku minta maaf, Che. aku gak pernah mau bilang ke kamu kaloaku punya leukimia. dan sekrang waktu aku udah habis. aku akan pulang. tapi aku janji, kita akan sama-sama lagi di surga. aku sayang kamu Che. sayang banget. aku pengen peluk kamu!" katanyaterbata-bata. aku menghampirinya, dan memeluknya. " udah Che, jangan nangis. aku gak apa-apa kok!" katanya. "aku sayang kamu, ky. aku gak mau kamu ninggalin aku." aku memeluknya erat, hingga kurasakan Tungky tak bernafas lagi.sampai hari ini. aku masih mengingat senyumnya. senyumnya yang selalu membuatku tak bisa untuk melupakannya. aku sayang kamu, Ky! selamanya...

keep smile mom

KEEP SMILE MOM“Huft…..” aku menghela nafas panjang.“Jadi ibu rumah tangga sungguh melelahkan” fikirku. Waktu menunjukan pukul 02.30 dini hari. Aku terjaga dari tidur malamku. Aku harus segera menyiapkan makan saur untuk suami dan kedua anakku. Setelah semua tertata rapi di meja makan. Aku pergi kekamar kembali membangunkan suami tercinta. Barulah aku menuju kamar kedua buah hatiku. Anak perempuanku begitu manja, sedangkan yang lelaki amat sangat sulit dibangunkan….pheww Aku Anita Los 35 tahun seorang ibu rumah tangga biasa yang bekerja sebagai pelayan masyarakat disebuah POLINDES didesa terpencil. Hari-hari biasanya aku hanya berdua dengan sang suami. Berhubung ini bulan puasa dirumah dinas yang kecil inipun menjadi rame berkat kedatangan kedua buah hati ku,yang sedang libur sekolah. Mereka berdua aku masukan kePesantren diJombang JATIM.Sejak kecil anak perempuanku sudah aku titipkan kepada sang nenek. Aku ingat saat itu anak perempuanku yang biasa kupanggil “Rya..” masih berusia 1,5 tahun saat ku tinggal untuk sekolah lagi. Sungguh ibu yang tega diriku ini. Seorang anak yang masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu ditinggal begitu saja. Tapi mungkin inilah jalan hidupku.. Satu tahun telah berlalu inilah saat yang kutunggu-tunggu. Setelah wisuda aku buru-buru mengajak sang suami pulang. Aku tak tahan ingin bertemu sang buah hatiku. Selama perjalanan aku tak henti-henti menanyakan Rya anakku tersayang. Sesampainya dibandara keluarga telah menunggu dan disitu ada Rya,aku berlari menghampirinya. Aku peluk dia,aku cium,kemudian aku gendong. Dengan wajah heran dia memandang diriku. Mungkin fikirnya siapa yang sedang menggendongku. “mama…”panggilnya.. Aku keliru ternyata dia memanggilku. Aku kaget aku menangis karena terharu,aku bahagia dia mengenalku walau telah begitu lama tak bersua. Saat ini rya berusia 4tahun. Suatu hari…. “ mama rya ingin sekali sekolah.!!”. katanya “oya…bagus dong sayang! Besok tahun ajaran baru mama daftarin kamu ke TK ya?” tawarku “tapi mama…?? Rya maunya sekolah di tempat nenek. Boleh kan ma?? Rya ingin mandiri” Apa??Anak seusia dia sudah berfikir ingin mandiri. Dia sudah begitu berani menanggung resiko jauh dengan kedua orang tuanya. Mau ga mau aku pun mengirimnya kerumah orang tuaku.Satu tahun kemudian setelah kepergian rya kerumah nenek aku pun memberinya seorang ade’ laki-laki yang kuberi nama “dhani”. Rya begitu bahagia terlihat dari pancaran sorot matanya. “mama…aku punya ade’ itu artinya aku jadi seorang kakak. Horeeeee!!!!” serunya Usia Rya kini 5 tahun. Saat ini seharusnya dia masih duduk dibangku TK nol besar. Akan tetapi dia tak mau,dia merengek meminta kepadaku untuk memasukan dia keSD. Dasaran Rya itu keras kepala, apapun yang dia inginkan harus dituruti. Akhirnya sang Ayah mencoba mendaftarkan Rya ke SD. Alhamdulillah keterima!. Untung saja, seandainya tidak keterima, aku ga tau bagaimana sedihnya Rya. Dan ternyata Rya adalah murid yang pandai. Dia di sayang oleh para guru-gurunya. Aku bangga padanya..!!! Lain cerita dengan sang ade’. Dia tak pernah mau jauh dariku. Pernah kucoba untuk melakukan hal yang sama, dengan menitipkan dia ketempat neneknya. Namun apa yang terjadi ??? diluar dugaanku. Dia semakin nakal dan selalu membuat keributan. Untuk mencegah dia semakin nakal kubawa pulang sajja dia kembali kerumah. Dhani begitu manja apapun harus mama yang mengerjakan. Dari nyiapin handuk, buku pelajaran, sampai memakai sepatu. Aku hanya bisa geleng-geleng melihatnya. Ga pernah di sangka dia yang begitu malez ternyata juga memiliki otak yang cerdas,melebihi sang kakak. Aku dan suamiku bukanlah anak keturunan seorang kyai. Jadi kami berdua ga begitu mengerti tentang agama. Aku ingin mereka tau tentang agama. Sang kakak dari awal sebelum lulus SD dia udah mempunyai rencana setelah lulus ingin melanjutkan sekolah kepesantren. Aku pun mengirimnya keJOMBANG. Baru kemudin menyusul sang ade’. Aku tau di dalam hati sang ade’ dia tak ingin berpisah dengan diriku. Tapi aku tetap harus memaksa dan merelakan dia. Untuk kebaikan dirinya kelak. Saat kembalinya mereka kepesantren inilah yang begitu menyedihkan. Aku menangis dalam hati saat mengantar kepergian mereka. Tapi aku tak mau mereka melihat diriku menangis. Dan aku yakin kak Rya didalam pesawat sana juga menangis. Dia sama sepertiku tak pernah menampakkan kesedihannya didepan orang disekitarnya!!. Inilah kehidupanku,aku begitu menyayangi suami dan kedua anakku.Untuk Suamiku “terimakasih banyak kau selalu ada di sampingku.”Untuk Rya “mama bangga padamu, Mama yakin suatu saat jika Mama pergi kamu dapat menggantikan mama”Untuk dhani “ mama sayang padamu” Aku bahagia dapat menjadi istri,ibu,sekaligus teman buat kalian. Walau aku lelah tapi aku begitu bahagia. Kini aku dapat tenang meninggalkan mereka semua. Rya dan dhani telah sukses dan berkeluarga. Aku tau mereka sedih tapi itu tak akan lama. Inilah saatnya aku tak melihat cahaya itu. Dia menjemputku,aku tersenyum melihatnya,dan kupejamkan mataku dengan menyebut namaNYA….

Minggu, 06 Desember 2009

penantian yang menyakitkan

Detik telah berganti menjadi menit lalu jam dan menjadi hari lalu keminggu selanjutnya menjadi bulan. Aku masih di sini menanti sebuah jawaban. Jika bukan karena cinta tak mungkin aku dapat bertahan, menunggu sesuatu yang tak pasti. Hanya harapan dari sebuah janji yang keluar dari bibir yang manis sekali. Bagai mantra sihir yang mampu membuatku terpaku dan selalu berharap akan kehadirannya. Atas nama cinta dan kesetiaan begitu klasik memang, tapi itulah kebodohanku. Sebuah kebodohan yang menurutku lebih baik dari pada aku harus berkhianat. Angga adalah sosok seorang yang dapat aku banggakan, walaupun bukan orang berada namun ia mempunyai semangat dan selalu optimis dengan hidup, tak ada yang disesali dalam hidupnya. Mungkin itu bentuk syukurnya, sikapnya yang selalu berpikir poitif yang membuatku menjadi simpatik. Hanya kekuatan hati dan keyakinan yang aku miliki, aku selalu berharap bahwa dia akan kembali dengan sebuah harapan yang sangat aku nantikan tentunya. Entah sampai kapan namun aku yakin suatu hari. Resahku, hampir setiap malam menemani tidurku, menemani sepiku yang berakhir dan berubah menjadi isak tangis yang aku sendiri tidak tahu, kenapa aku menangis. Terkadang terbesit untuk hengkang dari janji itu namun bisikan hati melarangku. Entah keterpaksan atau tidak, yang pasti aku merasa ini ketulusan

Sabtu, 05 Desember 2009

masa(puisi/sajak)

Jika cinta....
harus menertawakan kesedihan
maka dia....
hanya sebagai rajawali
yang hilang sayapnya

Jika hati....
tak berikan reaksi pada hari
maka dia...
hanya sebagai gumpalan daging
yanghilang perannya

Jika hari...
datang tanpa adab dan harapan
maka dia....
hanya sebagai ruang dan waktu
yang merugikan insani

Jika hidup....
telah terbuai pragmatika
maka dia...
hanya akan...
melawan dan menghancurkan...
hidup dan kehidupan itu sendiri

KARYA:heri
sukoharjo,5desember 2009(24.00)

KATA-KATA:
-Empati dan toleransi adalah dua hal yang harus ditumbuhkembangkan untuk kelangsungan hidup ini.
-Walau sulit,instropeksi diri harus di jalani untuk majunya peradaban.
-Solusi dan pemecahan selalu ada bagi orang-orang yang pantang menyerah.
-Salah satu sifat dan ciri dari orang yang bijaksana adalah sedikit bicara banyak mendengar.
-Salah satu cara untuk maju dan berkembang adalah "keluar dari zona kenyamanan"
-Berdoa adalah keharusan dan kekuatan kita.
-Adanya gempa bumi tidak bisa di kaji hanya dari fenomena science/ilmu pengetahuan tapi juga meliputi hal-hal yang bersifat spiritual dan mental

Sebelum kita mengeluh tentang rasa dari makanan,
Fikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

nyawa hidupku

berhasilkah hati....
saat dimana senja sedang sendu
menantang pagi
dan dalam perdebatan

Berjejalan ide...
merambah kedalam langkah
jadi.....
bercengkerama
dengan liarnya pikiran

Maksud hati...
memang untuk menjadi baik


Sekarang...bagaimana?
berjalan....
dengan nyawa....
yang terputus-putus

KARYA:heri
sukoharjo,5desember 2009.

KATA-KATA:
-Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.
-Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
-Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
-Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.
-Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

Kita adalah apa yang kita pikirkan dan rasakan tentang diri kita