Di sini,
aku menatap kilau kemilau kembang api
sendiri…
Cahayanya menyibak wajahku yang tersapu angin malam
Ribuan bahkan jutaan kenangan melintas
mengusap air mataku…
Di sini,
Aku mendengar dentum-dentum kecil kembang api
suaranya terasa memekakkan telinga
karena aku hanya sendiri…
menikmati indahnya kembang api yang hambar
Tak ada keindahan yang menjemputku
Pedih itu serta merta merayap batinku yang semakin terluka…
merana… kecewa…
Kembang api itu,
adalah saksi betapa selama ini aku mengiba-iba cinta
dalam pedih yang membara…
Pedih…sendiri…
berteman cahaya kembang api
Dimana cinta selalu kuharap pada tiap bait puisi yang kubuat
Dan dia pun menyaksikan kembang api
dalam kepedihan yang sama…
Pedih yang tak habis tertutupi oleh cinta…
by;treas azalea
Tidak ada komentar:
Posting Komentar