Senin, 13 September 2010

menantimu kembali

Sejak pagi ku menanti dirimu kembali
namunEngkau tak jua terlihat
hanya terpampang dalam khayalku
Hingga senja menjemput malam
dan pancaran cahya rembulan pun telah berpijar ‘tuk terangi gelapnya malam
Engkau pun tak kunjung datang

Desir sang Bayu yang berhembus bisikkan syair indah
melantunkan kidung kisah cinta sang Pujangga yang terbius panah asmara
Ia hanya bisa duduk termenung kaku di keremangan malam yang tak berbintang
Dalam hati pujangga berkata,
Wahai sang Bayu yang berhembus
bisikkan satu kata pada kekasihku
yang kini tak tahu di mana dia berada
Katakan kepadanya,
Aku merindukan dia dan belaian mesra kasihnya
yang pernah terpancar dari lubuk hati yang terdalam

Ku ingin lewati sisa hidupku bersamanya
walau hanya sedetik
Ku ingin bersandar di peluknya dan berkata,
Adakah Kau mencintaiku?
Adakah dirimu sayang padaku hingga hayatmu?
Seperti aku yang mencintaimu hingga ajal menjemputku
Kata itu yang selalu terbesit dalam benak ini
Kasih, di manakah Engkau kini
Betapa ku merindumu
Tiadakah Kau merasa getar kerinduanku padamu
getar asmara yang bergelora dalam jiwa
Setiap saat, setiap detik
ku hanya pandangi fotomu yang terbalut bingkai usang nan rapuh

Kasihku, di sini masih menanti dirimu dan cintamu
Sungguh ku tak sanggu tuk jauh darimu
Berjuta gadis di dunia ini, tak ada yang mampu menggantikanmu
walaupun secantik dan seanggun bidadari
Masih terngiang di telinga
kala senja terbentang dan cahya mentari kuning keemasan berbalut langit biru membentang
dan kau katakan satu kata tentang cinta
(Wahai sang Surya yang menyinari bumi
wahai sang Bayu yang selalu berhembus
dan rembulan yang menerangi malam
Seperti itulah cintaku padamu, Kasihku)

Masihkah Kau ingat kata-kata itu?
Itulah kata yang pernah Engkau ucapkan padaku
Dan tak henti-henti Kau belai rambutku
Setiap saat ku hanya dapat bertanya pada Tuhan
dan mencaci maki sang Bayu yang tak pernah menyampaikan salam serta kata-kataku untuknya
hingga lelah menjemput hari
Dari sang Fajar menyingsing dan sang Surya kembali ke peraduan
ku masih menantimu
Dan malam menjemput pagi
ku masih tetap menanti
Bahkan hingga ajal menjemputku
kau tak kunjung datang ‘tuk memberikan senyum terakhirmu padaku
Dan pemakamanku pun t’lah kubanjiri debgab air mata penantian cinta kasihmu
Forever Love

by;rusjulianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar