Terduduk ku di sudut ruang
Memandang langit yang semakin jingga
Hanya suara jengkerik menggema
Melolong – lolong sambut gelapnya dunia
Semua terasa mencekam
Mencengkeram dalam kesunyian
Dalam terik matahari esok hari
Ku masih terduduk disini
Bak seonggok sampah
Tertiup angin kemarau yang membakar jiwa
Tergores luka hingga berdarah-darah
Ingin ku menjerit sekuat tenaga
Namun mulut terbekap oleh pisau kedukaan
Kupandangi lalu lalangnya senyum
Mencibir penuh kebencian dan kemenangan
Mencabik – cabik hati tiada tersisa
Menyeringai bak algojo kelaparan
Menebas jiwa dalam gelaknya sukacita
Riuh rendah dalam tarian yang fana
Ditingkah rintihan derita, luka
Ada gejolak dalam jiwa
Kemarahan berpacu bersama ketakberdayaan
Mengendap dikedalaman nurani
Yang tak kan terhapus oleh sang waktu
Bertumpuk tumpuk dalam gelapnya ruang angan
Hanya mata memancarkan guratan keletihan
Kebisuan tampak nyata
Sepi ini menghimpitku
Hingga menyesakkan dada
Mengambil kepingan hatiku
Hingga tiada rasa
Semua gelap, kosong tanpa cahaya
by;nia mulya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar