Hembusan peluru engkau torehkan untuk mereka yang menista negerimu….
Langkah nan gontai bukanlah pilihan hidupmu…
Senyum paras wajahmu ialah tekanan bagi mereka yang menindas bangsa….
Darahmu…
Laksana pelita di tanah khatulistiwa yang kau cintai.
Keringatmu…
Ialah cerminan jiwa patriot di dalam raga.
Tulang-belulangmu…
Dapat melumpuhkan lawan yang menghancurkan negerimu.
Kini, dimanakah mereka?
Wahai, anak bangsa lihatlah….
Tikus-tikus berdasi berkeliaran dari muaranya,
Seolah melelapkan ketamakan dalam perutnya yang besar…
Mereka tiada ingin merugi terhadap yang jelata.
Wahai, anak bangsa dengarkanlah…
Ocehan serta celoteh dari para pembual-pembual besar
Yang berotak kosong…..
Mereka semua bodoh karena tak memilki logika dalam berbicara…
Wahai, anak bangsa rasakanlah…
Perut-perut kosong kini merajalela.
Sandang, pangan dan papanpun…. naik dan terus naik.
Diskriminasipun menjamur di pelosok negeri tiada henti.
Serta…
Wajah anak-anak bangsa di kolong langit tiada henti menengadahkan tangan keatas, seraya memohon…
Pijaran kehidupan yang layak nan nyaman di negeri yang mereka cintai…
Kini,
Pandanglah dan rasakan…
Wahai, para penerus kusuma bangsa.
Semangat dan kegigihanmulah yang kelak kan kau pertaruhkan
Di Medan jihad.
Demi satu tujuan…
Yaitu,
Berjuang untuk merdeka.
by;ludyah annisah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar