Tak banyak yang tahu jika dalam skuad timnas Malaysia yang akan dihadapi di Indonesia di babak final Piala AFF 2010 adalah keturunan Indonesia. Siapa dia?
Kemarin pagi, sehari menjelang laga final Piala AFF 2010 leg pertama digelar, suasana di sekitar Stadion Bukit Jalil mulai dipadati oleh pendukung tuan rumah. Sebagian ingin membeli tiket pertandingan. Sebagian lagi ingin mencari pernak pernik Timnas yang sudah mulai dijual di pelataran stadion.
Banyaknya pendukung tuan rumah berada di seputar stadion dimanfaatkan JPNN untuk mencari-cari apakah ada informasi tentang pemain Timnas Indonesia yang masih memiliki keturunan Indonesia mengingat banyaknya warga Indonesia yang mencari nafkah di Malaysia.
Sehari sebelumnya sudah mencoba mengorek masalah itu kepada beberapa sumber yang dekat dengan persepakbolaan Malaysia. Tapi mereka mengaku tidak tahu (atau pura-pura tidak tahu).
Tapi keberuntungan berpihak kemarin pagi. Saat menunggu Timnas Indonesia yang melakoni latihan tertutup di depan pintu utama masuk stadion tiba-tiba ada dua pria yang berusia sekitar 40 tahun mendekati dan menanyakan dimana letak loket penjualan tiket. Nah, begitu tahu yang diajak bicara adalah wartawan dari Indonesia pria yang ternyata berasal dari Indonesia itu mengatakan jika dalam Timnas Malaysia saat ini ada pemain keturunan Indonesia. Bahkan bapak ibunya masih berpaspor Indonesia dan berasal dari Bawean. Yaitu gelandang Mahalli Bin Jazuli.
Untuk meyakinkan, pria yang minta namanya tidak dipublikasikan itu bahkan langsung memberikan nomor handphone ayah Mahalli, Jasuli. Tak menunggu lama langsung memencet nomor yang diberikan nomor HP yang diberikan pria yang ketua salah satu paguyuban warga Indonesia di Malaysia itu.
Beruntung lagi, telepon langsung tersambung. “Iya benar, Mahalli memang memilih kewarganegaraan Malaysia. Mahalli lahir dan besar di sini. Karena itulah dia memilih bermain untuk Timnas Malaysia,” kata Jazuli, ayah Mahalli. Sebelum memutuskan bergabung dengan Timnas Malaysia, Jasuli mengaku keluarganya sudah pertimbangkan matang-matang.
Jazuli mengungkapkan, Mahalli pada awalnya tetap WNI. Namun karena olah bolanya yang di atas rata-rata, dia akhirnya ditarik Malaysia. “Banyak hal yang menjadi pertimbangan dia paspor Malaysia.”
Jazuli lantas memaparkan awal perubahan paspor Mahalli. Sebelum bergabung dengan Harimau Muda A, putra pertamanya itu sempat bergabung dengan salah satu SSB di Selangor selama tiga tahun. Karena potensi yang dimiliki, Raja Selangor akhirnya memberi rekomendasi agar masuk tim Harimau B yang saat itu menjalani training camp di Bukit Jalil.
Menurut Jazuli mengatakan, Malaysia berani menjamin masa depan anaknya tersebut. Jika kontraknya bersama Harimau A habis, Mahalli akan kembali berkostum Selangor.
‘’Raja Selangor yang memberi rekomendasi untuk Mahalli. Karena itu kami sama sekali tidak cemas dengan masa depannya. Saat ini dia dia mendapat beasiswa sampai universitas,” beber pria yang mengaku tinggal di daerah Selayang, Kuala lumpur tersebut.
Karena sang putra memperkuat Timnas Malaysia, Jazuli mengaku dalam pertandingan nanti malam dirinya akan menjadi suporter Malaysia. “Kami jelas akan dukung Malaysia. Sebab karena Mahalli bermain di sana. Januari atau Februari 2011, kami rencananya akan kembali ke Pulau Bawean. Terakhir kali Mahalli kami ajak pulang ke sana saat usianya masih tiga tahun,” katanya.
Tak hanya Mahalli, Jazuli bahkan mengatakan jika di Timnas Malaysia saat ini setidaknya ada tiga pemain yang masih berdarah Indonesia. Selain Mahalli, menurut Jazuli kapten Timnas Malaysia Safiq Bin Rahim dan Mohd Amri Bin Yahyah juga berdarah Indonesia.
Penasaran, sore kemarin JPNN menemui ketiga pemain tersebut setelah latihan di Stadion Bukit Jalil. Mahalli dengan terus terang mengakui statusnya. Sedangkan Safiq dan AMri membantah. ”Ayah dan Ibu (Masyura) saya memang asli Bawean. Sedangkan saya sudah memperkuat Timnas Malaysia sejak Kelompok Umur 15 tahun,” kata pemain kelahiran Selangor 2 April 1989 itu.
Mahalli mengaku memilih Timnas Malaysia karena merasa lahir dan besar di negeri jiran itu. “Keluarga besar saya sangat mendukung. Saya sangat mantap bermain untuk Malaysia meski ayah dan ibu saya dari Indonesia,” lanjut pengagum Stefen Gerrard itu (kapten Liverpool).
Mahalli adalah anggota skuad Timnas Malaysia saat meraih medali emas di SEA Games Laos 2009. Pemain yang mengaku tidak ingin menjajal kompetisi Indonesia itu mengaku biasa saja saat timnya menghadapi Indonesia di final Piala AFF 2010.
Sementara itu, Mohd Amri Bin Yahyah buru-buru menolak saat disodori pertanyaan oleh JPNN mengenai kabar jika dia punya darah Indonesian. “Ah tidak bener itu. Bapak Ibu saya juga kakek nenek saya asli Malaysia,” cetusya seraya cepat-cepat masuk ke ruang ganti. Hal serupa juga dilakukan Rafiq bin Rahim.(ali/jpnn)
Posted by admin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar