Minggu, 30 Januari 2011

daun duduk tanaman obat indonesia

Desmodium triquetrum [L.] D.C.)
Sinonim : Hedysarm triquetrum, Linn. = Pteroloma triquetrum, Benth. = P. triquetrum, (Linn.), Desv.
Familia : Papilionaceae (Leguminosae)

Uraian :
Daun duduk dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.500 m dpl. tumbuh liar di tempat terbuka dengan cahaya matahari yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau menanjak, tinggi 0,5 – 3 m, dengan kaki yang berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan kasar, percabangan simpodial, diameter 2 cm, cokelat. Daun tunggal, berseling, berdaun penumpu, tangkai daun bersayap lebar. Helaian daun lanset, ujung meruncing, pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 – 20 cm, lebar 1,5 – 2 cm, masih muda cokelat, setelah tua hijau. Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung batang, mahkota berbentuk kupu-kupu warnanya putih keunguan, berambut halus, pangkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5 – 3,5 cm, lebar 4 – 6 mm, berambut, berisi 4 – 8 biji, masih muda hijau, setelah tua cokelat. Biji kecil, bentuk ginjal, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Genteng cangkeng, ki congcorang, potong kujang,; cen-cen (Sunda), ), daun duduk, sosor bebek, gulu walang,; Gerji,cocor bebek (Jawa). daun duduk (Sumatera); Three-flowered desmodium (Inggris).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Mencegah pingsan (heat stroke), demam,salesma, disentri, wasir,; Radang amandel (tonsilitis), gondongan (parotitis), skleroderma,; Lelehan nanah (piorea), radang ginjal akut (acute nephritis), ; Sembab (edema), radang usus (entiris), muntah pada kehamilan,; Infeksi cacing tambang (hookworm), infeksi cacing pita di hati,; Keputihan akibat trichomonas (trichomonal vaginitis), rematik,; Sakit kuning (ikterik hepatitis), TBC tulang dan kelenjar limfa,; Kurang gigi pada anak, keracunan buah nanas, multipel abses,;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Seluruh bagian kecuali akar (herba) dapat digunakan.
Pemakaian dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan.

INDIKASI :
Herba ini berkhasiat untuk:
- mencegah pingsan karena udara panas (heat stroke), demam, selesma,
- radang amandel (tonsilitis), gondongan (parotitis), lelehan nanah
(piorea),
- radang ginjal akut (akut nephritis), sembab (edema),
- radang usus (enteritis), disentri,
- infeksi cacing tambang (hookwonn), infeksi cacing pita di hati,
- keputihan akibat trichomonas (trichomonal vaginitis),
- muntah-muntah pada kehamilan, kurang gizi pada anak-anak,
- sakit kuning (ikterik hepatitis),
- keracunan buah nanas,
- TBC tulang dan kelenjar limfa, multipel abses,
- skleroderma,
- wasir,
- rematik.

CARA PEMAKAIAN :
Siapkan herba daun duduk sebanyak 15-60 g, lalu direbus dan minum. Pemakaian luar digunakan untuk mengompres wasir, abses, sakit pinggang, dan pegal-pegal pada kaki dengan herba daun duduk yang digiling halus.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Wasir :
Ambil 20 g daun segar, dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air
selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum
sekaligus. Lakukan setiap hari.

2. Radang ginjal akut, edema :
Ambil herba daun duduk sebanyak 60 g, dicuci lalu direbus dengan
3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum
sekaligus pada pagi hari.

3. Muntah pada kehamilan :
Ambil herba daun duduk sebanyak 30 g, dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali rninum, yaitu pagi, siang,
dan sore, masing-masing 1/3 gelas.

4. Disentri :
Ambil herba daun duduk segar sebanyak 30 g, dicuci lalu digiling
halus. Seduh dengan 3/4 cangkir air panas, biarkan selama 15
menit. Tambahkan garam seujung sendok teh sambil diaduk. Peras
dan saring. Hangat-hangat diminum sekaligus.

CATATAN :
Bila berba ini ditambahkan pada ikan asin dan daging, dapat melindungi makanan tersebut dari serbuan lalat dan belatung
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini rasanya sedikit pahit, sejuk. Berkhasiat sebagai pereda demam (antipiretik), anti radang (anti-inflamasi), pembunuh parasit (parasitisid), meningkatkan napsu makan (stomakik), dan peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA : Daun tumbuhan ini mengandung tanin, alkaloida hipaforin, trigonelin, bahan penyamak, asam silikat, dan K20. Buah daun duduk mengandung saponin, dan flavonoida, sedangkan akar mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.

sumber ipteknet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar