Minggu, 30 Januari 2011

dementia;kemerosotan daya ingat dan tingkah laku

Banyak anggapan yang beredar, bahwa semakin tua maka akan semakin pelupa. Jangankan tua, sekarang saja di usia yang belum tua, orang-orang cenderung mendapati dirinya semakin pelupa. Dari hal yang sederhana, misalnya lupa meletakkan sesuatu, makin sulit untuk mengingat nama kerabat ataupun saudara yang sudah lama tidak bertemu.

Di masa lalu, kehilangan daya ingat dan pikun dianggap sebagai bagian normal dari proses penuaan. Namun sekarang, para ahli telah menemukan fakta bahwa sebagian besar orang dapat bertambah tua tanpa harus menjadi pelupa. Walaupun mereka memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengingat sesuatu.

Banyak orang mengira pelupa adalah gejala awal dari penyakit Alzheimer (pikun). Padahal tidak semua masalah yang berhubungan dengan daya ingat bersifat serius. Seseorang yang mengalami kemerosotan daya ingat, kepribadian, dan tingkah laku berkemungkinan menderita penyakit otak (dementia). Penyakit ini dapat secara drastik mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Alzheimer merupakan salah satu jenis dari penyakit tersebut.

Dementia sebenarnya bukan nama dari suatu penyakit tertentu, namun merupakan istilah untuk menggambarkan sekelompok gejala yang dapat disebabkan oleh beberapa kelainan pada otak. Seseorang yang mengalami dementia, mengalami penurunan fungsi intelektual, sehingga aktivitas sosialisasinya akan terpengaruh. Penderita dementia juga akan kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menjaga emosi. Penderita juga mengalami perubahan kepribadian dan tingkah laku, seperti ragu-ragu, delusi, dan halusinasi. Walaupun kehilangan daya ingat merupakan gejala umum dari penyakit dementia, seseorang yang mengalami kehilangan daya ingat tidak selalu menderita dementia. Dikatakan dementia jika dua atau lebih dari fungsi otak berkurang dengan signifikan tanpa kehilangan kesadaran. Contohnya saja kehilangan daya ingat dan kemampuan berbahasa. Beberapa penyakit yang menyebabkan gejala dementia adalah alzheimer, vascular dementia, dan lainnya. Dementia umum diderita orang yang lanjut usia, namun penyakit ini bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan dementia adalah :
- Reaksi terhadap obat
- Masalah metabolisme dan kelainan endokrin
- Kekurangan nutrisi
- Infeksi
- Keracunan
- Tumor otak anoksia atau hipoksia (kondisi di mana aliran oksigen di otak berkurang atau terputus sama sekali)
- Masalah jantung dan paru-paru

Namun jangan khawatir, karena kini telah tersedia obat-obatan yang secara spesifik untuk memperlambat gejala dan perkembangan penyakit Alzheimer atau dementia lain yang progresif. Obat-obatan ini tidak akan menghentikan penyakit atau mengembalikan kerusakan otak yang telah terjadi.

Dementia lebih baik jika dapat dicegah sejak dini. Telah ada cukup banyak riset yang menunjukkan hal-hal yang dapat mencegah atau memperlambat terjadinya dementia. Contohnya saja asam lemak tak jenuh omega-3 (eicosapentaenoic acid/EPA dan docosahexaenoic acid DHA) dapat menjaga kemampuan berfikir bagi lansia (berdasarkan riset yang dimuat pada American Journal of Clinical Nutrition edisi April 2007 dan pendapat dari Dr. Boukje Maria Van Gelder dan para koleganya dari National Institute for Public Health and the Environment di Belanda). Asam lemak tak jenuh omega-3 terdapat di dalam minyak ikan. Para periset dari Perancis menemukan orang-orang yang banyak mengkonsumsi flavonoid � antioksidan yang terdapat dalam makanan yang berbasis tumbuhan seperti wortel dan the, dapat lebih terlindung dari resiko kehilangan daya pikir. Selain itu tingkatkan makan banyak sayuran dan buah-buahan, dan jangan mengkonsumsi suplemen secara berlebihan.

Sumber: http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/pikun170108.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar