Peneliti telah menunjukkan bahwa ganja bisa mengurangi rasa sakit dan mabuk, merangsang nafsu makan, serta bisa menolong meringankan sakit pada penderita HIV, kanker, dan multiple sclerosis.
Tetapi orang-orang yang menggunakan ganja secara terus menerus dalam waktu yang lama bisa menyebabkan ketergantungan yang merusak otak dan tubuh sendiri.
Pro kontra apakah ganja bisa digunakan bebas untuk obat terus bergulir di beberapa negara maju seperti Inggris. Isu ini membuka lagi kontroversi bagaimana seharusnya penjualan ganja yang dibolehkan untuk orang-orang sakit.
Isu lama ini masih belum terpecahkan karena ganja lebih banyak diselewengkan daripada dimanfaatkan oleh yang mengonsumsinya.
Perusahaan-perusahaan obat juga tidak punya kesempatan untuk memperbesar keuntungan karena penjualan ganja masih melanggar hukum.
Seorang penderita migrain (sakit kepala sebelah) Marie Summers di Inggris sampai memohon agar penjualan ganja untuk orang sakit dibolehkan.
Bertahun-tahun Marie terpenjara rasa sakit. Semua obat tak mempan hingga akhirnya ia mengatasinya dengan menggunakan obat terlarang itu. Hasilnya bagaikan sebuah keajaiban.
Migrain yang diderita Marie sudah dalam tahap mengacaukan hidupnya. Migrain menimbulkan lebih banyak rasa sakit dan tidak ada yang bisa menghentikan serangannya.
Jika sudah terserang migrain, Marie tiba-tiba tidak bisa berjalan karena kakinya tiba-tiba menjadi tidak mampu digerakkan. Ketika memaksakan diri, dia mulai gemetar dan kehilangan kesadaran.
Migrain juga membuatnya tidak dapat fokus dalam membaca dan menulis atau terlibat dalam percakapan yang panjang, dan setiap gerakan secara tak terkendali membuatnya pusing.
“Aku hampir selalu tidak mampu bangun dari tempat tidur. Aku masuk dan keluar rumah sakit tetapi tetap saja migrain itu terus menyerangku. Migrain tersebut semakin menghancurkan kualitas hidupku,” ujar Marie seperti dilansir dari Independent, Sabtu (7/8/2010).
Dalam kondisi putus asa, Marie kemudian mencari informasi di internet yang menemukan pengalaman orang yang sembuh migrain karena ganja. Marie semula tidak ingin mengonsumsi ganja karena dia pernah terpuruk karena kecanduan ganja saat remaja.
Namun akhirnya dia mencobanya dan ajaibnya rasa sakit kepalanya hilang. Tidak hanya dirinya yang membaik tapi dia juga punya waktu untuk putranya. Tapi karena khawatir akan kecanduan seperti kala remaja dia hanya mencoba sekali.
Tapi yang terjadi ketika serangan itu datang lagi, obat-obatan tak mampu menyembuhkannya. Marie akhirnya memilih untuk menggunakan ganja, dengan alasan karena merasa lebih baik dan menyelamatkan dirinya dari kekacauan hidup.
Dalam hitungan menit penggunaan sedikit ganja membuat rasa sakitnya hilang. “Tubuhku merasa damai. Tidak ada yang sakit dan terasa salah. Aku masih lemah, tetapi aku bisa bergerak setenang dan seanggun dulu. Jumlah ganja sedikit membebaskan tubuhku dari rasa sakit ini. Aku merasa lebih banyak tersenyum daripada biasanya, karena lapisan nyeri yang selama ini menutupiku telah berhasil diangkat,” tutur Marie.
Marie mampu mengerjakan aktivitas yang telah lama ditinggalkan dan dilewatkan. Tetapi kesulitannya jika kambuh dia tidak bisa mendapatkan ganja. Marie berharap orang-orang sakit yang terbantu karena ganja sebaiknya diizinkan mengonsumsinya.
Pengakuan Marie ini membuka lagi kontroversi bagaimana seharusnya penjualan ganja yang dibolehkan untuk orang-orang sakit. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui konsentrasi dan dosis yang tepat penggunaan ganja untuk melawan sakit.
Ilmuwan mengungkapkan ada beberapa fakta ganja yang memang bisa menjadi obat.
1. Peneliti telah menunjukkan bahwa ganja bisa mengurangi rasa sakit dan mabuk, merangsang nafsu makan, serta bisa menolong gejala penyakit seperti HIV, kanker, dan multiple sclerosis. Tetapi orang-orang yang menggunakan ganja secara terus menerus dalam waktu yang lama bisa menyebabkan ketergantungan.
2. Di tahun1999, penyelidikan House of Lords inquiry merekomendasikan bahwa ganja dibuat tersedia dengan resep dokter. Percobaan klinis jangka panjang telah disahkan tetapi tidak ada kesimpulan yang dibuat.
3. Ganja legal untuk penggunaan medis di negara yang termasuk Kanada, Austria, Jerman, Belanda, Spanyol, Israel, Itali, Finlandia, Portugal dan 14 negara bagian Amerika.
4. Obat ganja umumnya dihisap, tetapi bisa juga diberikan dalam kapsul atau dengan memakan atau meminum sarinya. Dua komponen utama adalah THC (Tetrahydrocannabinol) dan CBD (Cannabidiol).
Kadar THC yang tinggi menyebabkan pengguna merasa mabuk, dimana kadar CBD mengurangi beberapa pengaruh dari THC dan meningkatkanyang lainnya, membuatnya menjadi lebih sesuai untuk penggunaan obat.
5. Colin Davies, 42 tahun, warga Stockport dibebaskan oleh pengadilan Manchester pada Juli 1999, dalam menyuplai 2 penderita MS dengan obat mariyuana. Davies sendiri menggunakan obat setelah menderita efek samping dari obat yang diresepkan. Pertimbangan ini adalah yang pertama kalinya dalam pengadilan di Inggris.
6. Jason Turner, 23 tahun, warga Clifton, ditahan oleh pengadilan Nottingham pada tahun 2009 setelah mengaku bersalah karena memproduksi ganja di lotengnya, dengan alasan bahwa ia memerlukannya untuk membantu mengurangi rasa sakit karena arthritis akut yang dialaminya sejak lahir.(ir/ir)
sumber :
detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar