Sabda Nabi Muhammad saw: “Orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya, dengan santai dapat diusirnya hanya dengan mengibaskan tangan. Adapun seorang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan duduk di bawah kaki gunung yang siap menimpanya.” (HR. Bukhari)
Bismillahirrahmanirrahim
Betapa Allah swt dan Nabi Muhammad saw tidak menyukai orang yang suka memandang remeh dosa-dosa yang telah dilakukannya. Seseorang yang memiliki sifat ini menganggap perbuatan-perbuatan dosa yang dilakukannya hanyalah sebagai angin lalu, sehingga ia akan selalu mengulanginya tanpa jera. Ia seakan lupa bahwa Allah swt akan menghisabnya atas perbuatan-perbuatannya itu.
Meremehkan dosa-dosa disebut juga dengan penyakit ujub. Allah swt sangat membenci penyakit ini. Seseorang yang terkena penyakit ujub akan selalu memandang dirinya benar dan menyalahkan orang lain, sehingga tidak mau mengakui kesalahan orang lain. Hal in ia lakukan karena ia merasa memiliki kemampuan yang lebih tinggi daripada orang lain. Dalam firman Allah swt, “Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus:12). Orang-orang yang memiliki penyakit ini merasa dirinya selalu berada di atas dan lupa bahwa kelak Allah swt akan membalasnya dengan menjatuhkannya martabatnya.
Akibat dari penyakit ujub lainnya yaitu menyepelekan orang lain dan melanggar apa yang menjadi hak orang tersebut. Hal ini datangnya dari sifat suka merendahkan amalan orang lain, padahal belum tentu amalannya lebih bagus dari orang tersebut. Nabi Muhammad saw sendiri, sebagai seorang utusan Allah swt, tidak suka dihormati atau dipuji terlalu berlebihan oleh para sahabat dan pengikutnya. Nabi Muhammad saw pernah melarang sahabat-sahabat beliau untuk berdiri menyambut beliau. Nabi Muhammad saw bersabda, “Barangsiapa yang suka agar orang-orang berdiri menyambutnya, maka bersiaplah dia untuk menempati tempatnya di Neraka.” (HR. At-Tirmidzi). Dalam hadits lain Nabi Muhammad saw bersabda: “Janganlah kamu berdiri menyambut seseorang seperti yang dilakukan orang Ajam (non Arab) sesama mereka.” (HR. Abu Dawud).
Sebagai umat muslim yang beriman, kita harus menghindari penyakit ujub. Nabi Muhammad saw telah memperingati kita akan hukuman penyakit ujub, yaitu neraka. Nauzubillahiminzalik. Nabi Muhammad saw pernah bersabda: “Sesungguhnya seluruh orang yang sombong akan dikumpulkan pada hari Kiamat bagaikan semut yang diinjak-injak manusia.” Ada seseorang yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah seseorang itu ingin agar baju yang dikenakannya bagus, sandal yang dipakainya juga bagus?” Nabi Muhammad saw menjawab: “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, dan menyukai keindahan, hakikat sombong itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim)
Dalam menghindari penyakit ujub, ada baiknya kita melakukan intropeksi diri terhadap amalan-amalan yang kita lakukan selama ini. Bukankan intropeksi diri itu sangat berguna untuk mengambil langkah kita yang selanjutnya? Kemudian bila amalan yang kita lakukan itu selalu baik sehingga mendapatkan berbagai sanjungan dan pujian dari orang lain, hendaknya kita tidak sampai lupa daratan hingga berbanga-bangga dengan diri sendiri. Janganlah kita menjadi kufur dan lupa kepada siapa pencipta kita yang telah memberi karunia-Nya kepada kita. Semoga kita tidak menjadi golongan yang lengah akan bahaya dan akibat dari penyakit ujub ini. Amin Yaa Robbal’alamiin.
sumber http://cahyaislam.wordpress.com/2009/05/17/nabi-muhammad-saw-hindari-penyakit-ujub/#more-338
Tidak ada komentar:
Posting Komentar