Achmad Chodjim menutup jilid pertama dengan menguraikan tanda-tanda Allah yang ada di angkasa. Di jilid dua ini, Chodjim membahas lebih dalam tanda-tanda bukti keberadaan-Nya di bumi yang ada pada karya manusia. Kita diingatkan bahwa semua karya manusia sejatinya merupakan karya-Nya. Semua tanda itu begitu teratur. Hal ini mengajak kita untuk senantiasa berpikir bagaimana mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan di bumi.
Salah satunya adalah dengan mengamalkan pesan Islam sebagai rahmat bagi semesta, rahmatan lil ‘alamin. Sederhana? Memang, tapi kita acap alpa dengan pesan universal ini.
Chodjim mengingatkan kita bahwa pesan ini menyiratkan arti bahwa Islam bukan hanya membawa rahmat bagi pemeluknya, melainkan juga bagi orang lain dan lingkungan tempat mereka berpijak. Jika bumi rusak dan manusia saling serang, tentu anak cucu kita tidak lagi memiliki harapan. Lalu, di mana mereka bisa melanjutkan hidup? Walaupun sejumlah ilmuwan sudah menemukan planet lain di angkasa yang bisa ditinggali, hingga kini belum bisa dibuktikan dengan baik. Sampai saat ini, pilihan hidup terbaik untuk manusia hanya di bumi. Maka, menjaga bumi adalah kewajiban kita sebagai manusia.
Itulah secuil tafsir yang diajukan penulis sebagai upaya menghidupkan surah Yasin dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penulis mendedahkan tafsir Surah Yasin ayat 41–83 dengan bahasa sederhana dan mengalir lancar, hingga kita bisa membaca dan meresapinya dengan khusyuk dan tenang.
sumber;serambi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar