Sabtu, 30 April 2011

izinkan aku menangis didepanmu rabbi(kisah nyata)

.Tiba-tiba, pintu kamar dibuka! Aku melihat anak perempuanku yang belum genap berusia lima tahun datang. Dia menatapku dengan tatapan penuh keheranan dan penghinaan. Papa, kamu benar-benar tercela, bertakwalah kepada Allah! Dia mengatakannya tiga kali. Lalu dia menutup pintu dan pergi. Aku merasa sangat kebingungan.

Beberapa saat kemudian azan Subuh menggema dari masjid dekat rumah. Aku berwudhu dan pergi ke masjid meski sejatinya aku tak mempunyai keinginan kuat untuk mengerjakan shalat. Inilah sujud pertamaku kepada Allah Azza wa Jalia sejak beberapa tahun terakhir.

Tatkala waktu Dzukur tiba, aku merasa sangat letih. Aku lantas pulang untuk beristirahat sejenak, juga sangat ingin melihat anak perempuanku yang telah menjadi sebab keinsafan dan taubatku kepada Allah Azza wa Jalia.
Aku masuk rumah dan disambut isteriku dengan tangisan.
Apa yang terjadi? Tanyaku.
Maka terdengarlah jawaban seperti halilintar di siang bolong. Anakmu meninggal.
Aku menggendongnya sementara air mata bercucuran dari kedua mataku. Aku memasukkannya ke liang lahat. Aku tak menguburkan anak perempuanku, tetapi aku menguburkan cahaya yang telah menyinari jalanku dalam kehidupan ini. Aku berdoa kepada Allah SWT, untuk menjadikannya penghalangku dari api neraka dan membalas isteriku yang beriman dan sabar dengan balasan yang terbaik. Allahu Akbar….


sumber;indiva media kreasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar