SESI yang sangat produktif dalam sebuah konsultasi keuangan keluarga adalah saat ”percakapan mengenai uang” tidak menjadi fokus utama. Sebaliknya, percapakan lebih fokus mengenai berbagai permasalahan keuangan dan keinginan ataupun tujuan yang ingin dicapai di masa depan.
Salah satu klien kami datang berkonsultasi, di mana sebelumnya mereka mendengar meninggalnya teman sekantor yang memiliki anak masih sangat kecil-kecil (tiga orang anak). Istrinya adalah seorang ibu rumah tangga, yang bertumpu sepenuhnya dengan penghasilan suaminya. Bagaimana dengan anak-anak mereka? Bagaimana dapat memenuhi semua kebutuhan sehari-hari yang semakin hari semakin tinggi saja. Apalagi harus memikirkan bagaimana biaya pendidikan bagi ketiga anak mereka yang sekarang masih kecil-kecil?
Semua ini membuat klien kami merasa perlu untuk membuat sebuah perencanaan proteksi, yang mana memberikan rasa aman dan tenang bagi keluarga yang ditinggal. Walau rasa sedih akibat ditinggal tidak dapat dihilangkan akan tetapi permasalahan keuangan semoga sudah dapat diatasi akibat adanya perencanaan proteksi.
Semua perencanaan keuangan keluarga dimulai dengan sebuah penentuan tujuan spesifik yang ingin dicapai di depan. Cara yang kita kenal dalam sebuah perencanaan keuangan adalah dengan membuat list tujuan keuangan di masa depan sesuai dengan kejadian dalam siklus kehidupan seperti halnya; pensiun, membeli rumah, dan biaya sekolah anak-anak kita, yang kemudian menentukan berapa besar nilai kebutuhan dari tujuan tersebut.
Demikianlah, sebuah perencanaan keuangan keluarga tradisional yang kita kenal dimulai. Tapi, semua itu mulai sedikit berubah setelah beberapa klien kami kembali berkonsultasi tanpa melakukan apa-apa dari rekomendasi yang kami berikan. Memang benar bahwa Anda memerlukan list dari semua tujuan keuangan yang ingin dicapai tapi bukan hanya itu. Anda juga memerlukan gambaran nyata dalam setiap tujuan yang Anda telah tentukan. Sehingga semua itu dapat memotivasi Anda untuk memulai melakukan dan terus menjalankannya sampai tujuan tersebut tercapai.
Beberapa waktu lalu, kami berada dalam sebuah pertemuan dengan klien lama, di mana mereka tidak memperoleh perkembangan seperti yang diharapkan. Dari beberapa rekomendasi yang harus dilakukan tidak satu pun yang dijalankan.
Rita, sebut saja demikian namanya, mengaku bahwasanya mereka sudah menganalisa dan mencoba untuk mempertimbangkan rekomendasi yang diberikan, tapi apa yang kami lakukan? Kami tidak melakukan apa-apa. Mungkin kami tidak memiliki motivasi yang kuat dalam hal ini untuk merubah tatanan dan cara pandang keuangan keluarga kami. Kalau saja kami dapat melihat kejadian di masa depan, mungkin kami sudah menjalankan semua rekomendasi yang Anda berikan.
Dari cerita Rita di atas, kami perencana keuangan dapat belajar. Seringkali, kami para perencana keuangan hanya tertuju dengan angka dan begitu kita memperlihatkannya kepada klien kita, mereka kaget karena besarnya kebutuhan yang harus disisihkan, yang pada akhirnya membuat mereka tidak melakukan apa-apa. Dalam hal ini kami merasa bersalah. Di mana kita seharusnya tidak hanya membantu klien dalam perhitungan dan analisa, tapi juga membantu mereka melihat visi ke depan dan tujuan keuangan keluarga yang ingin dicapai dengan kejelasan.
Untuk memperoleh visi yang dinginkan sebaiknya Anda dan perencana keuangan Anda duduk bersama dalam sebuah pertemuan dan saling bertukar pikiran (brainstorming) untuk memperoleh visi keuangan kelurga tersebut. sehingga Anda dapat melihatnya dengan sangat jelas dan memotivasi Anda untuk mencapainya. Ditambah lagi, dengan visi yang terlihat nyata, dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan yang rumit berkenaan dengan keuangan keluarga selama perjalanan kehidupan.
Cerita yang sangat menyedihkan adalah, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak memiliki list dari tujuan keuangan keluarganya. Dalam setiap konsultasi keuangan yang kami jalankan, kami memberikan kepada klien untuk menuliskan semua tujuan keuangannya berdasarkan prioritas. Tapi setiap lembar list dari tujuan keuangan itu selalu saja ada hapusan akibat diganti atau dirubah. Rata-rata mereka memiliki 6-7 tujuan keuangan keluarga. Semua ini karena mereka tidak pernah memikirkan secara konkret tujuan mereka dan memilih mana yang menjadi prioritas utama untuk dicapai.
Tidak berpengaruh berapa pintarnya Anda dan betapa ahlinya Anda mengenai bidang yang Anda tekuni, tapi perencanaan keuangan seringkali menimbulkan kerumitan dan rasa emosional yang berlebihan. Seperti halnya, dalam sebuah perencanaan proteksi, di mana misalnya istri Anda merasa perlu untuk merencanakannya, karena bisa saja kejadian yang tidak diinginkan terjadi, misalnya meninggal pasangan hidup dan dapat mengakibatkan rusaknya tatanan keuangan kelurga. Akan tetapi di lain pihak, suami Anda akan merasa hal yang tidak menjadi persoalan. Karena biasanya dalam keputusan keuangan keluarga, rasa emosional menjadi sangat berperan sehingga menutup mata Anda akan hal yang seharusnya Anda lakukan untuk keluarga Anda.
Perencanaan keuangan lebih dari hanya sekedar menghadapi ketakutan Anda, tapi perencanaan keuangan juga merupakan alat untuk mencapai tujuan keuangan Anda dan brainstorming adalah langkah awal yang harus Anda lewati.
Mimpi menjadi sangat dibutuhkan saat ini, jangan takut berapa sulit dan lucunya tujuan yang Anda inginkan, tetaplah mempunyai mimpi. Brainstorming mengenai tujuan keuangan Anda di masa depan tidak banyak berhubungan dengan uang. Akan tetapi semua ini berkaitan dengan tujuan dan motivasi Anda untuk mencapainya. Memulai sebuah perencanaan keuangan keluarga sudah seharunya menyenangkan. Seperti halnya bila Anda merencanakan untuk berlibur. Tidak pernah Anda mengatakan bahwa, ”ayo kita pergi ke laut dan menginap di sana dan menghabiskan Rp 5 juta”. Akan tetapi mereka akan mencoba untuk mencari tempat yang sesuai dan tinggal di sana untuk beberapa hari dan kemudian mencari berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk itu semua. Perencanaan keuangan seharusnya juga seperti itu. Dimulai dengan sebuah keinginan yang terlihat nyata dan menghitung berapa kebutuhan untuk mencapainya.
Anda tidak akan mengatakan bahwa, ”Saya ingin menyekolahkan anak saya di universitas dengan biaya Rp 50 juta”. Sebuah liburan yang terbaik adalah di saat Anda dapat menikmati tenangnya dan kecerian selama liburan. Demikian pula dengan perencanaan pendidikan anak Anda, seharusnya semua itu sejalan dengan keinginan anak Anda sehingga bukan hanya anak Anda akan bertambah ilmu tapi juga bertumbuh menjadi orang yang berguna bagi keluarga dan bangsa, tentunya.
Mencapai tujuan keuangan seperti halnya pendidikan anak, tidak hanya segi materinya saja di mana Anda dapat mengeluarkan biayanya setiap semesternya, pendidikan Anda juga harus menjadi kesenangan bagi Anda di mana anak Anda baru saja mendapat berita bahwa ia diterima di sekolah yang diinginkan.
Pengalaman selama kuliah bisa menjadikannya orang yang lebih baik serta kebahagian bila saatnya wisuda datang, di mana Anda melihatnya berjalan dan menerima gelarnya. Semua ini menjadi sangat nyata dalam pikiran Anda dan memotivasi Anda untuk mempersiapkan yang terbaik bagi anak Anda.
Tapi bagaimana bila anak Anda memutuskan untuk menunda sekolahnya atau berkeinginan untuk bekerja, dan ia merasa hal ini yang akan memberikan pelajaran terbesar baginya? Terkadang lingkungan yang sering kali memaksakan kehendak seseorang dalam hal ini anak Anda, tapi bila ia tidak menghendakinya, jangan dipaksakan karena hal itu akan membuang-buang waktu dan uang saja. Setiap anak akan belajar sendiri mengenai kehidupannya terkadang sekolah atau perkuliahan menjadi kurang penting.
Kesuksesan sebuah perencanaan keuangan seperti halnya sebuah perencanaan bisnis, yaitu dimulai dengan visi. Setiap bisnis yang berkembang dimulai dengan adanya visi seseorang atau grup untuk bersama-sama mencapai visi tersebut dengan bantuan seorang yang profesional di bidangnya. Mereka mengetahui bagaimana menjual suatu alat tapi mereka membutuhkan seseorang profesional yang dapat membantu untuk menjadikan ide tadi menjadi realita. Mereka mendapatkan konsultasi dari para pakar seperti halnya juga dengan perencanaan keuangan keluarga. Bahwa semua perencanaan dimulai dengan visi yang dapat membantu dan memotivasi Anda untuk mencapai yang diinginkan.
Jadi sangat jelas bahwa brainstorming harus menjadi langkah awal yang harus diambil. Brainstorming dapat membantu Anda dalam dua hal, pertama, hal ini membantu Anda untuk melihat lebih jelas dan memotivasi Anda untuk mencapainya. Kedua, begitu Anda mencapai tujuan yang Anda mimpikan, maka Anda akan merasakan kepuasan yang lebih dari hanya sekadar uang. Karena dalam hal ini emosi juga berpengaruh.
Oleh sebab itu mari kita memulai proses brainstorming. Untuk itu Anda harus melupakan semua yang berkaitan dengan uang dan harga berbagai barang. Lupakan juga kata ”mustahil” dalam memulai proses ini. Lupakan semua yang menurut teman atau keluarga Anda adalah yang terbaik. Karena semua ini adalah pilihan.
Oleh karena itu Anda memerlukan bukan hanya list dari berbagai tujuan keuangan keluarga, tapi juga gambaran dan ilustrasi yang nyata dalam pikiran Anda yang dapat membantu memotivasi Anda untuk mencapainya. Oleh karena itu kami mencoba untuk memberikan secarik kertas dengan beberapa kolom seperti contoh di bawah ini:
Semua rencana di atas dapat menjadi contoh bagi Anda, tapi Anda sebaiknya jangan terlalu terburu-buru dalam mengisi kolom-kolom di atas. Pikirkan dengan baik apa yang menjadi keinginan Anda dan keluarga, dan kemudian tentukan gambaran atau apa yang dapat Anda lihat di depan dengan tujuan yang Anda miliki. Kami meminta Anda untuk memejamkan mata Anda sebentar dan impikan keadaan yang sangat Anda inginkan. Misalnya Anda bertujuan untuk menyekolahkan anak Anda, maka bayangkan dalam benak Anda, bahwa Anda berada dalam sebuah gedung dan melihat anak Anda berjalan menuju podium dan menerima gelar diplomanya.
Demikian pula dengan tujuan-tujuan keuangan lain. Bayangkan Anda adalah seorang pemain golf profesional dan Anda membayangkan sebuah pukulan dalam pikiran Anda dan hasilnya seperti apa yang Anda bayangkan. Maka akan sangat besar pengaruhnya bagi Anda bila Anda memperoleh apa yang menjadi keinginan Anda di masa depan. Buatlah gambaran atau ilustrasi sebanyak-banyaknya sehingga semua itu dapat membantu Anda dalam melaksanakan semua rencana tujuan keuangan Anda dan memotivasi Anda untuk mencapainya.
Demikianlah uraian kami kali ini, semoga dapat membantu Anda dalam memotivasi Anda dalam mencapai beragam tujuan keuangan yang Anda miliki. [ISOL]
Sumber : Sinar Harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar