Menurut DepKes RI (1998) Istilah ISPA mengandung 3 unsur, yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah sebagai berikut :
a. Yang dimaksud dengan infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract).
c. Yang dimaksud dengan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (DepKes. RI, 1998 : 3 dan 4).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu keadaan dimana kuman penyakit berhasil menyerang alat-alat tubuh yang dipergunakan untuk bernafas yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan, tenggorokan, batang tenggorokan sampai ke paru-paru, dan berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis penyakit bakteri, virus, dan riketsia. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenvirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (DepKes.RI, 1998 : 5).
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa :
a. Batuk
b. Kesulitan bernafas
c. Sakit tenggorokan
d. Pilek
e. Demam
f. Sakit kepala
(DepKes.RI, 1993 : 1)
Patofisiologi
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal disaluran nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglottis, pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut Akibatnya terjadi invasi di daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah.
Bahaya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Salah satu bahaya atau akibat terburuk dari ISPA adalah kematian. Berdasarkan data-data dari Departemen Kesehatan maka angka kematian bayi di Indonesia adalah 90,3 per 1.000 kelahiran hidup berarti dari 1.000 bayi yang dilahirkan hidup lebih dari 90 orang di antaranya meninggal sebelum mencapai 1 tahun.
Angka kematian balita di Indonesia adalah 17,8 per 1.000 balita. Berarti dari 1.000 balita yang ada di Indonesia lebih dari 17 orang diantaranya akan meninggal sebelum usia 5 tahun oleh berbagai sebab. Menurut penelitian yang dilakukan tahun 1980, 22,1% sebab kematian bayi di Indonesia adalah akibat ISPA. Sedangkan data tahun 1983 menunjukkan bahwa hampir 40% kematian anak berumur 2 tahun sampai 12 bulan adalah disebabkan oleh ISPA
(DepKes.RI, 1985 : 8).
Sebab keparahan penyakit pada anak yang menderita ISPA adalah :
a. Pertolongan medis yang terlambat :
Banyak anak yang meninggal tidak lama setelah tiba di rumah sakit karena pada waktu itu keadaan mereka sudah payah baru dibawa oleh orang tuanya ke rumah sakit.
b. Kekurangan gizi :
Banyak penderita ISPA yang menderita kekurangan gizi.
c. Adanya penyakit lain :
Banyak anak yang disamping menderita ISPA juga menderita penyakit-penyakit lain pada waktu yang bersamaan.
Bahaya lain dari ISPA adalah terjadinya gangguan pernafasan masa dewasa jika pada usia anak-anak sering mendapat serangan ISPA.
a. Sumbatan pada saluran nafas di paru-paru sehingga sering menderita sesak nafas.
b. Serangan penyakit asma jika mempunyai bakat alergi.
Jelaslah bahwa disamping kematian, ISPA dapat pula berakibat gangguan pernafasan hingga orang tersebut tidak dapat bekerja keras dan bekerja berat, sehingga mungkin dapat menjadi beban masyarakat atau keluarganya.
Pembagian ISPA
a. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas
Adalah infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas disebelah atas laring. Kebanyakan penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan bawah secara bersama-sama atau berurutan, tetapi beberapa di antaranya melibatkan bagian-bagian spesifik saluran nafas secara nyata.
Yang tergolong Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) bagian atas diantaranya adalah : Nasofaringitis akut (selesma), Faringitis Akut (termasuk Tonsilitis dan Faringotosilitis) dan rhinitis.
b. Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Bawah
Adalah infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas bagian bawah mulai dari laring sampai dengan alveoli. Penyakit-penyakit yang tergolong Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bagian bawah : Laringitis, Asma Bronchial, Bronchitis akut maupun kronis, Broncho Pneumonia atau Pneumonia (suatu peradangan tidak saja pada jaringan paru tetapi juga pada bonkioli) (Pusdiknakes, 1993 : 105).
Dan menurut Pusdiknakes (1990 : 20) tentang perawatan bayi dan anak ISPA dibagi dalam tiga macam, yaitu :
a. Ringan
Bila timbul batuk tidak mengganggu tidur, dahak encer, tidak ada anoreksia, panas tidak begitu tinggi, misalnya rhinitis, rhinofaringitis.
b. Sedang
Dahak kental, ingus kental, panas tinggi (38oC), anoreksia, sesak, sakit saat menelan, misalnya tonsilofaringitis, laringo traceobronchitis.
c. Berat
Panas tinggi disertai nafas ngorok, stridor, kadang-kadang disertai penurunan kesadaran, misalnya pada pneumonia.
Pengobatan dan Perawatan ISPA Ringan
Pengobatan dan perawatan penderita ISPA ringan dilakukan di rumah. Jika anak menderita ISPA ringan maka yang harus dilakukan adalah hal-hal sebagai berikut (DepKes.RI, 1985 : 6 dan 7) :
a. Demam
1) Bila demam dilakukan kompres.
Cara mengompres adalah sebagai berikut :
ü Ambillah secarik kain yang bersih (saputangan atau handuk kecil).
ü Basahi atau rendam kain tersebut dalam air dingin yang bersih atau rendam kain tersebut dalam air dingin yang bersih atau air es, kemudian peras.
ü Letakkan kain di atas kepada atau dahi anak tapi jangan menutupi muka.
ü Jika kain sudah tidak dingin lagi basahi lagi dengan air, kemudian peras lalu letakkan lagi di atas dahi anak.
ü Demikian seterusnya sampai demam berkurang.
2) Berikan obat penurun panas dari golongan parasetamol.
b. Pilek
Jika anak tersumbat hidungnya oleh ingus maka usahakanlah membersihkan hidung yang tersumbat tersebut agar anak dapat bernafas dengan lancar. Membersihkan ingus harus hati-hati agar tidak melukai hidung.
c. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan
§ Suruhlah anak beristirahat atau barbaring di tempat tidur.
§ Berikan cukup minum tapi jangan berikan air es atau minuman yang mengandung es. Dapat diberikan teh manis, air buah atau pada bayi dapat diberikan air susu ibu.
§ Berikan makanan yang cukup dan bergizi.
§ Anak jangan dibiarkan terkena hawa dingin atau hawa panas. Pakaian yang ringan hendaknya dikenakan pada anak tersebut.
§ Hindarkanlah orang merokok dekat anak yang sakit dan hindarkan asap dapur atau asap lainnya mengenai anak yang sakit.
§ Perhatikan apakah ada tanda-tanda ISPA sedang atau ISPA berat yang memerlukan bantuan khusus petugas kesehatan.
Pencegahan ISPA
a. Mengusahakan agar anak mempunyai gizi yang baik
b. Mengusahakan kekebalan anak dengan imunisasi
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
e. Pengobatan segera
sumber http://keperawatankita.wordpress.com/page/3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar