Rabu, 13 Juli 2011

mengatasi hobi isap jempol dan menggigit kuku

Ada banyak alasan kenapa si kecil suka mengisap jari (umumnya jempol), atau menggigit kukunya. Penyebabnya dari sekadar rasa ingin tahu seperti apa rasanya, mengatasi rasa bosan, stres, atau usahanya menutupi rasa takut. Yang jelas, kebiasaan ini dikenal dengan sebutan nervous habit, alias kebiasaan yang disebabkan oleh perasaan takut atau gelisah.

Selain isap jempol, ada lagi kebiasaan lain, semisal gigit kuku, mengupil, memainkan rambut (memelintir ataupun menarik-narik rambut), serta menggeretakkan gigi. Celakanya, jika tak cepat-cepat ditangani, kebiasaan ini kerap terbawa hingga si anak tumbuh dewasa.

Tumbuh dan berkembang merupakan proses yang menggelisahkan bagi anak dan banyaknya tekanan yang muncul bersamaan, kerap tidak tertangkap oleh orangtua. Bila si kecil melakukan kebiasaan ini secara tidak berlebihan (dan tidak melukai dirinya), juga secara tidak sadar (misalnya selagi menonton teve), atau bila dia cenderung menggigit sebagai respon terhadap situasi tertentu (ketika akan menghadapi ulangan, misalnya), Anda tak perlu cemas berlebihan. Itu hanyalah cara anak mengatasi stres ringan. Kemungkinan besar kebiasaan ini akan berhenti dengan sendirinya.

Namun, bila kebiasaan menggigit kuku atau mengisap ibu jari tetap berlangsung atau tidak dapat dihindari, ada beberapa cara sederhana untuk membantu si kecil menghentikan kebiasaannya tersebut.

CARI SEBABNYA

Yang pertama harus Anda lakukan adalah bertanya padanya, apa yang membuatnya gelisah. Biasanya respon awal kita bila anak melakukan sesuatu yang mengkhawatirkan adalah mencoba menghentikan kebiasaannya. Hal ini boleh saja sebagai sasaran jangka panjang. Namun sebelum melakukannya, kita perlu mengetahui penyebabnya dan memikirkan apakah anak mengalami stres dan itulah yang perlu ditanyakan paa si kecil.
Jika sudah tahu apa yang membuat anak gelisah, bisa karena baru pindah rumah, perceraian orang tua, sekolah baru atau ujian kenaikan tingkat kursus pianonya, bantu anak untuk mengungkapkan kekhawatirannya. Bagi sebagian besar anak, mereka akan berpikir, hal itu memang mudah diucapkan daripada dilakukan. Toh, tetap tak ada salahnya Anda mencoba meyakinkan anak agaria bersedia meninggalkan kebiasaan buruknya dengan tips-tips berikut ini.

Yang perlu diingat, jangan pernah lelah mengingatkan si kecil bahwa setiap orang memberi respon teknik yang berbeda dan dukung anak untuk mencoba berbagai macam solusi bila yang pertama tidak berhasil. Pada umumnya, semakin besar seorang anak, semakin besar tanggung jawab yang dapat dilakukannya atas usahanya. Jangan lupa pula ingatkan anak dan diri sendiri, pada akhirnya kesabaran dan ketekunan akan memberikan hasil.

* Jangan memarahi

Kecuali bila anak memang betul-betul ingin berhenti menggigit kukunya, tidak banyak yang dapat Anda lakukan. Seperti nervous habit lainnya, menggigit kuku cenderung dilakukan tanpa sadar. Bila anak tidak menyadarinya, maka memarahi atau memaksanya menghentikan kebiasaan buruknya itu merupakan cara yang sia-sia. Bahkan orang dewasa pun mengalami kesulitan untuk menghentikan kebiasaan tersebut dan sebagian besar orang tua menyadari, justru merekalah yang memberi contoh dari perilaku tadi. Jujurlah, apakah Anda suka memainkan telinga atau memilin-milin rambut saat sedang berbicara di telepon?

* Tentukan batasannya

“Dilarang menggigit kuku di meja makan” merupakan peraturan yang masuk akal seperti halnya “Tidak boleh memberi makanan anjing dari piringmu.” Bila Anda sungguh-sungguh tidak dapat menerima kebiasaan buruknya itu, jelaskan baik-baik bahwa Anda tahu baginya sulit untuk meninggalkan kebiasaan tersebut tetapi, “Bunda ingin kamu tahu, Bunda tak suka melihatnya dan akan meninggalkan ruangan untuk beberapa saat bila kamu masih melakukannya.
Bisa juga dengan mengingatkan anak bahwa menghisap jempol atau menggigit kuku adalah kebiasaan yang sopan, oleh karena itu bila dia tidak tahan ingin melakukannya sebaiknya jangan lakukan di depan umum. Yang terpenting adalah membuat anak mengerti untuk menjaga agar kebiasaan tersebut tidak meluas sehingga mengganggu orang lain.

Pada umumnya, sejauh anak tidak menyakiti atau melukai dirinya sendiri dan tidak tampak mengalami stres yang berlebihan, yang terbaik untuk Anda lakukan adalah menjaga kebersihan jari/kukunya. Ingatkan anak untuk tetap menjaga kebersihan tangannya, sering mencuci tangan, menggunting kuku secara teratur, dan berusaha untuk mengalihkan perhatian bila keinginan menggigit kuku/menghisap jempol muncul.
Bila Anda menekan dan memaksanya untuk menghentikan kebiasaannya, Anda hanya membuat dia semakin stres dan risikonya jadi lebih hebat. Semakin sedikit kerewelan Anda, semakin lebih mudah baginya untuk menghentikan kebiasaannya sesuai dengan keinginannya bila dia sudah siap dan dia akan merasa lebih nyaman untuk meminta bantuan Anda.

* Beri bantuan

Jika teman-temannya mengejeknya karena kebiasaan menggigit jarinya, dia mungkin siap untuk berhenti dan anak akan membutuhkan bantuan Anda. Pertama-tama, bicarakan tentang anak-anak yang menggodanya. Dukung dia untuk menceritakan bagaimana perasaannya. Yakinkan anak, Anda akan selalu mencintainya, tidak peduli bagaimanapun bentuk kuku atau jempolnya. Lalu bicarakan tentang beberapa kemungkinan solusi.

* Ajak diskusi

Ajak anak untuk membicarakan cara menghentikan suatu kebiasaan buruk. Anda dapat memulai pembicaraan mengenai apa yang dimaksud dengan nervous habit dan bagaimana menghentikannya. Lalu tentukan sejauh mana keterlibatan Anda. Apakah anak ingin Anda mengingatkannya bila dia lupa atau apakah bila Anda mengingatkannya akan membuatnya merasa terganggu? Semakin besar seorang anak, semakin sedikit ia menginginkan keterlibatan orangtuanya.

* Bantu menyadari kebiasaannya

Dukung anak untuk menjadi lebih sadar kapan dan di mana dia dapat mengisap jempol/menggigit kukunya. Buat persetujuan bersama bagaimana cara Anda mengingatkannya, terutama bila di depan umum. Entah dengan menggunakan bahasa tubuh tertentu atau kode kata-kata yang sudah Anda sepakati bersama anak. Ada anak yang lebih senang diperingatkan melalui bahasa tubuh. Pilihan ini membantu sejauh anak yang memilihnya. Bila tidak, hal ini akan tampak seperti hukuman baginya. Beberapa teknik yang dapat dicoba antara lain, memasang plester di jari, atau mengoleskan cairan yang rasanya pahit atau tidak enak (yang tidak berbahaya bila anak Anda menggosok matanya) di jarinya akan membuatnya tidak ingin menggigit.

* Tawarkan alternatif

Beri saran agar ia mengganti kebiasaannya dengan satu atau dua kegiatan lalu minta ia mempraktekkan kebiasaan alternatif tersebut dalam beberapa menit sebelum masuk kelas atau sebelum tidur di malam hari. Anda dapat menambahkan beberapa teknik relaksasi yang dapat dicobanya bila dia merasa sangat ingin menggigit. Misalnya, menarik nafas dalam-dalam atau menggenggam dan melepas kepalan tangan.

* Kapan harus khawatir

Pada kasus-kasus yang jarang terjadi, menggigit kuku dapat merupakan tanda kegelisahan yang berlebihan. Jika itu yang terjadi, konsultasikan anak ke dokter. Terlebih jika menggigit kukunya sangat kuat sehingga menyebabkan luka dan berdarah, jempolnya mengecil karena terlalu sering dihisap, atau bila kebiasaan buruknya itu dilakukan bersamaan dengan perilaku lain yang mengkhawatirkan seperti menarik alisnya atau menarik rambutnya, atau bila dia tidak dapat tidur nyenyak. Konsultasikan ke dokter bila kebiasaan buruknya mendadak menjadi lebih hebat dan sering. Itu mungkin berarti selain dokter anak, buah hati Anda juga memerlukan bantuan psikolog

Sumber : Tabloid Nova

Tidak ada komentar:

Posting Komentar