Senin, 25 Juli 2011

kisah anak kerang

Teman-teman, cerita ini menurut gw bisa membuka perspektif kita tentang makna penderitaan sebagai bagian dari laku prihatin. Wong jowo biasanya sering mengalih bahasakan penderitaan sebagai “tirakat”, untuk menunjukkan komitmen penuhnya dalam menerima keadaan, menjalaninya, sambil terus berupaya dan berharap akan keadaan yang lebih baik di masa depan.

KISAH ANAK KERANG

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. Anakku, kata sang ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tanganpun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam.

Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat, kata ibunya dengan sendu dan lembut. Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya.

Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”. Kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah “orang biasa” menjadi “orang luar biasa”. Itulah yang terjadi pada orang-orang seperti Abraham Lincoln, Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Kim Dae Jung, dan YB.Mangunwijaya

Jadi jika Anda sedang menderita hari ini, apa pun sebabnya, saya sarankan:bersiap-siaplah menjadi “orang luar biasa.” “Sebab kalian tahu, bahwa kalian tetap percaya kepada Tuhan pada waktu mengalami cobaan, akibatnyaialah:kalian menjadi tabah”

sumber http://de-kill.blogspot.com/2008/08/kisah-anak-kerang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar