PEREMPUAN yang mengonsumsi suplemen vitamin C dosis tinggi berpotensi besar mengalami resiko karatarak. Riset yang diterbitkan American Journal of Clinical Nutrition, November 2009, menyebutkan sekitar 26% dari 24.600 perempuan dewasa yang telah dipantau selama 8 tahun, dan dilaporkan mengkonsumsi suplemen yang mengandung vitamin c berdosis 1.000 mg menderita katarak.
Riset yang dilakukan di Swedia itu juga mencatat, perempuan yang mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C dengan dosis yang sama selama 10 tahun dan telah berusia 65 tahun atau lebih, serta sedang mengalami perubahan hormon dan berisiko lebih besar menderita katarak.
Alicja Wolk dari Karolinska Institutet in Stockholm dan koleganya menemukan hubungan antara vitamin C dan katarak tidak terpaut dengan vitamin C yang bersumber dari sayuran dan buah-buahan melainkan suplemen vitamin C berdosis tinggi.
Secara keseluruhan, 59% dari perempuan berusia 49 hingga 83 tahun mengaku mereka menggunakan suplemen pengantar diet. Kemudian, 5% dari sukarelawan juga mengaku hanya mengkonsumsi suplemen vitamin C dan 9%nya mengkonsumsi multivitamin dimana mengandung 60 mg vitamin C.
Hasil riset lain menunjukan, dari 1,225 perempuan yang mengkonsumsi suplemen vitamin C tercatat 143 individu (13%) menderita katarak selama periode riset berlangsung. Sebagai perbandingan, angka penderita katarak pada perempuan yang tidak mengkonsumi suplemen mencapai 878 dari 9.974 (9%) perempuan dan 252 dari 2.259 (11%) pada perempuan yang hanya mengkonsumsi multivitamin.
Peningkatan risiko terkena katarak pada perempuan yang mengonsumsi suplemen dan tidak mengkonsumsi suplemen terjadi selama 5 tahun, pendidikan, merokok, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan mengunakan pengobatan hormon.
Menyikapi penemuan peneliti Swedia, Wolk dan koleganya memanggil para peneliti yang terlibat guna mengonfirmasi penemuan mereka. Pemanggilan ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara usia perempuan dan terapi hormon terhadap peningkatan angka penderita katarak pada perempuan. cr2/rin
Sumber : Republika Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar