BANYAK orang beranggapan bahwa Manajemen keuangan keluarga merupakan salah satu bidang yang rumit. Sebenarnya manajemen keuangan keluarga tidaklah rumit seperti yang dibayangkan banyak orang khususnya ibu-ibu. Untuk menjadi manajer keuangan keluarga yang cerdas dan bijak Anda tidak harus menjadi seorang ahli keuangan.
Manajemen keuangan keluarga memang membutuhkan pengetahuan dan kearifan dalam menjalankannya. Kebanyakan orang yang merasa terintimidasi dengan masalah ini, malah mengabaikannya. Persoalaan ini harusnya menjadi prioritas keluarga karena banyak sekali masalah timbul karena kurang bijaknya manajer keuangan keluarga dalam mengelola dan mengatur keuangannya.
Sebagai seorang manajer keuangan keluarga, ada beberapa aspek yang menurut hemat kami perlu ditangani yaitu:
• Membuat dan meninjau secara perisodik prioritas keuangan keluarga.
• Mengelola pendapatan yang terbatas secara bijak.
• Menghitung kebutuhan proteksi serta menginvestasikan dana dalam bentuk investasi yang sesuai.
• Menentukan sebuah rencana pensiun.
• Mempersiapkan dana pendidikan untuk anak-anak.
• Membeli mobil dengan bijak.
• Belanja dengan bijak.
• Mengajarkan anak-anak mengenai keuangan.
Ini merupakan hal-hal dasar yang sebaiknya dipikirkan dan direncanakan oleh keluarga melalui seorang manajer keuangan keluarga, bisa ibu atau bapak atau keduanya. Keuangan keluarga pasti akan dihadapi dengan berbagai hambatan baik kecil maupun besar. Bisa jadi hambatan ini mengakibatkan krisis keuangan. Bila Anda berada dalam posisi ini, tidak ada untungnya Anda mengatakan bahwa kalau saja saya tau lebih dulu bagaimana belanja secara bijak atau mempunyai anggaran belanja keluarga atau menjalankan kehidupan keuangan keluarga berdasarkan prioritas-prioritas yang telah disepakati maka tentunya kita akan terhindar dari kehancuran keuangan keluarga. Cobalah untuk merencanakan bagaimana keluar dari masalah dan dapat terus menjalani kehidupan keluarga secara sejahtera.
Tiga langkah yang dibutuhkan
Untuk dapat menjalankan roda kehidupan keluarga secara bijak kami melihat pentingnya bagi sebuah keluarga untuk menjalankan tiga langkah berikut ini: pertama adalah mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keuangan keluarga. Kedua, memikirkan dan mengembangkan sebuah rencana pencapaian dan ketiga mengembangkan prosedur pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat.
Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keuangan
Menentukan prioritas keuangan secara spesifik merupakan langkah awal dalam sebuah menajemen keuangan keluarga. Menentukan prioritas keuangan keluarga yang sesuai dengan keinginan masing-masing anggota keluarga membutuhkan perbincangan yang dalam. Dibutuhkan keterbukaan serta kesepakatan anggota keluarga khususnya ibu dan bapak yang akan membawa atau memimpin keluarga.
Tujuan keuangan keluarga harus dinyatakan dalam nilai yang terukur serta jangka waktu pencapaiannya. Misalkan, Anda meneginginkan untuk dapat hidup berkecukupan di masa tua nanti. Itu merupakan tujuan tapi belum spesifik masih dibutuhkan suatu nilai yang dapat Anda tuju dimasa depan, misalkan saja Anda membutuhkan dana Rp.1 milyar untuk dapat hidup layak di masa tua nanti. Jadi tujuan keuangan yang benar adalah pensiun di usia 55 tahun dengan dana yang harus dimiliki adalah 1 milyar rupiah.
Satu hal yang juga penting dalam menentukan tujuan keuangan keluarga adalah realistik. Jangan Anda menentukan tujuan keuangan yang tidak realistik dengan keadaan keuangan Anda sekarang. Jadi hal ini bukanlah sebuah impian yang tidak mungkin dicapai seperti halnya kodok merindukan bulan. Tapi merupakan tujuan yang secara sadar dapat Anda capai melalui pelaksanaan yang berkesinambungan. Mengapa hal ini sangat penting, karena tujuan keuangan merupakan pondasi sebuah perencanaan keuangan keluarga. Menentukan tujuan keuangan diluar kemampuan malah akan menjadi bumerang bagi Anda dimasa depan. Hal ini dapat saja membuat Anda malah tidak melakukan perencanaan sama sekali.
Memikirkan dan mengembangkan sebuah rencana pencapaian
Saat Anda telah menetapkan prioritas tujuan keuangan keluarga maka Anda memerlukan sebuah stratetgi atau perencanaan yang harus dilakukan agar prioritas tersebut tercapai. Karena kondisi dan situasi keuangan setiap keluarga berbeda maka kami mencoba memberikan gambaran umum seputar hal-hal yang sebaikanya dialakukan dalam melihat strategi atau perencanaan keuangan keluarga.
1. Anda perlu sebuah anggaran belanja. Penganggaran merupakan salah satu bagian terpenting dalam mengelola keuangan keluarga. Dengan anggaran belanja akan membantu Anda mengenali kemungkinan masalah-masalah yang akan timbul dalam pola pengeluaran. Dengan begitu Anda dapat mencari caracara mengatasi masalah tersebut.
2. Miliki sebuah perencanaan menabung. Bila Anda belum mengatuhi mengenai beberapa hal seputar investasi. Cari informasi sebanyak-banyak. Dalam mulailah menabung. Selama ini kita mengenal pola menabung hanya dari sisa belanja bulanan. Ah itu mah kuno. Sekarang alokasi menabung harus masuk sebagai pengeluaran yang harus didahulukan. Karena kalau menunggu sisa, seringkali tidak ada sisanya di akhir bulan.
3. Bijak mengambil hutang. Menurut hemat kami, paling tidak ada tiga (3) petunjuk dasar yang Anda butuhkan dalam mempertimbangkan pinjaman yang akan Anda ambil. (1) Jangan pernah meminjam lebih besar dari kemampuan keuangan Anda. (2) Jangan pernah untuk meminjam untuk kebutuhan barangbarang mewah, seperti mobil mewah, perhiasan, bila dengan hal itu Anda tidak dapat meminjam untuk kebutuhan keluarga seperti, pinjaman kredit rumah atau pinjaman pribadi untuk biaya sekolah anak Anda. (3) Pastikan bahwa Anda masih menyisakan kapasitas dalam meminjam untuk kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga.
4. Alokasikan dana untuk mencapai prioritas tujuan keuangan yang dimiliki. Setiap keluarga pasti memiliki tujuan yang berbeda. Berdasarkan prioirtas tujuan tersebut alokasikan dana untuk menacapinya. Contoh dari tujuan keuangan keluarga seperti menyiapkan dnaa pendidikan anak, masa pensiun dan lain-lain.
Mengembangkan prosedur pelaksanaan perencanaan
Bekerja sebagai sebuah tim (keluarga) dalam menajeman keuangan keluarga dapat mengurangi atau menangkis sumber permasalahan dan kesalahpahaman. Walaupun penetapan tujuan serta pengembangan perencanaan telah dilakukan, kita harus memutuskan siapa yang melaksanakan rencana¡ atau apa yang menjadi prosedur pelaksaan perencanaan yang telah disepakati bersama.
Mungkin Anda bisa membagi tanggung jawab. Misalkan Anda berdua bekerja (suami dan istri), Anda dapat membagi siapa yang bertanggung jawab terhadap tagihantagihan yang ada. Misalkan Anda sebagai istri lebih memprioritaskan untuk memenuhi anggaran belanja bulanan. Sedangkan suami Anda bertanggung jawab untuk biaya listrik, telp, tabungan pendidikan, pensiun dan lain-lain.
Yang terpenting dalam hal ini adalah kesepakatan bersama. Mana prosedur pelaksanaan yang Anda tentukan adalah yang memang sesuai dengan kondisi Anda keluarga Anda. Rencanakan hidup Anda dan Hidupkan rencana Anda.
by;[Muhamad Ichsan]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar