“Jika Kaisar tewas….”
“Aku yakin dia masih hidup.”
“Mengapa kau begitu yakin?”
“Karena begitulah hatiku bicara.”
“Kau… masih memiliki perasaan terhadapnya…?” Tien Nien menyembunyikan senyum.
Almamuchi membuang muka, jengah. Ini bukan waktunya membicarakan perasaan.
***
Takhta telah digenggam Takudar Khan, pangeran muslim berhati lembut keturunan Jenghiz Khan. Mongolia, Persia, Samarkand-Bukhara, berjalan dalam orbit yang sempurna. Namun banyak orang beranggapan, Mongolia tak layak dipimpin kaisar yang lembut hati. Mongolia hanya pantas dipimpin mereka yang memiliki hati perpaduan serigala dan singa.
Pemberontakan pun terjadi. Han Shiang, selir Albuqa Khan yang licik, menghimpun kekuatan dan menyusun taktik. Ia berhasil mengembalikan Arghun Khan, adik Takudar, ke singgasana. Untuk kesekian kali, Takudar menjadi pelarian.
Para pendukung Takudar dilanda perpecahan. Beberapa muslim tetap berdiri di belakangnya, sementara yang lain berpendapat bahwa kekuatan Islam tak seharusnya dipusatkan ke Mongolia. Sementara, perempuan-perempuan di sekeliling Takudar menunjukkan dukungan dan kilau hati mereka dengan cara masing-masing.
Akankah Takudar Khan berhasil merebut kembali takhta Mongolia dari Arghun Khan, seorang kaisar sekaligus adik kandungnya? Ataukah menyusun kekuatan baru, di daerah yang bukan tanah miliknya?
TENTANG PENULIS
Sinta Yudisia, penulis yang telah menerbitkan banyak buku dan buku yang best seller diantaranya Lafaz Cinta, Pink, The Road to The Empire dan Reinkarnasi. Ia juga memenangi banyak lomba kepenulisan. Ia juga pernah menjabat sebagai anggota Majelis Penulis FLP Pusat dan ketua FLP Jawa Timur
KEUNGGULAN BUKU:
- Novel berlatar belakang sejarah Mongolia, sebuah bangsa yang lumayan disukai oleh banyak orang. Ditulis oleh Sinta Yudisia, seorang penulis produktif yang sudah memiliki pembaca.
- Merupakan sekuel dari novel Road to the empire
sumber;lingkar pena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar