Selasa, 07 Juni 2011

bahasa pria memang berbeda

Setelah tujuh tahun menikah, akhirnya Madonna memilih bercerai dengan suaminya, sutradara asal Inggris, Guy Ritchie. Mengomentari alasan perpisahannya, dengan kesal ratu pop itu mengungapkan kalau suaminya “terbelakang” secara emosi.

Kekesalan Madonna mungkin juga kerap kita rasakan. Pria di mana pun punya kesulitan dalam mengungkapkan emosi dan perhatiannya. Bukan rahasia lagi kalau setelah menikah pria juga jadi pelit mengungkapkan kata cinta. “Pria memang beda dengan wanita. Jadi, bila ingin berkomunikasi dengan mereka, kita harus menyesuaikan diri,” kata Anjula Mutanda, konselor perkawinan.

Menurut Mutanda, dalam berkomunikasi pria lebih suka menggunakan pendekatan jurnalistik. “Mereka melihat faktanya dan kurang memandang penting hal-hal emosional,” katanya. Jadi, bila pria ingin A maka ia akan langsung mengatakannya. Sementara kita sering merasa cara itu kurang sopan.

Lalu, bagaimana jalan tengahnya? “Gunakan pendekatan ala pria bila Anda ingin sesuatunya darinya,” kata Mutanda. Tapi, bukan berarti Anda harus berkata kasar. “Ini adalah tentang keterbukaan, berkata jujur, dan langsung ke sasaran,” kata Mutanda.

Simak saran Mutanda dalam menghadapi situasi yang biasa kita alami, untuk menghidari pertengkaran.

Si Dia terlihat murung
Sepulang kerja si dia terlihat kusut dan murung. Anda ingin ia mengungkapkan perasaannya tapi ia malah merokok di teras. Apa yang harus dilakukan?

- Pria butuh waktu untuk sendiri, jadi jangan mengganggunya. Bila ia ingin bicara, ia akan bicara.

- Jangan terus mencecarnya dengan pertanyaan, “ada apa?”, atau “kamu tidak apa-apa?”, dan jangan ngambek bila ia masih juga bungkam, berikan ia waktu untuk sendiri. Ia akan datang pada Anda untuk bercerita bila ia telah siap.

Ingin curhat
Posisi yang sudah lama Anda incar ternyata diberikan pada rekan sekerja Anda. Perasaan kecewa dan sedih bercampur jadi satu. Anda ingin curhat pada si dia tapi bagaimana cara agar si dia mendengarkan?

“Saat sedang marah atau emosi, kadang wanita seperti angin ribut, memborbardir lawan bicara dengan rentetan informasi dan tak memberi kesempatan orang lain saat akan memberi masukan,” kata Mutanda. Oleh karena itu, tenangkan diri dulu, mandi atau dengarkan musik, sebelum Anda bercerita.

Boros soal uang
Suami sangat sering menghamburkan uang, misalnya mentraktir teman atau membeli barang-barang bermerek. Sebagai manajer keuangan dalam keluarga, Anda ingin membicarakan persoalan sensitif ini.

Strategi yang tepat adalah duduk bersama dan menunjukkan padanya data-data pendukung, seperti perincian kartu kredit atau lembar buku tabungan. Dengan cara praktikal seperti ini ia pun akan lebih fokus pada masalah.

Jangan tunjukkan keresahan Anda dengan bersikap panik. Kemukakan alasan yang logis mengapa Anda keberatan dengan kebiasaannya yang bisa membahayakan keuangan keluarga itu.

sumber http://lumakita.blogspot.com/2010/01/bahasa-pria-memang-berbeda.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar