Banyak orang suka mengorek telinga sembarangan hanya untuk bisa liyer-liyer nikmat. Padahal kalau sampai terluka bisa meyebabkan infeksi yang mungkin saja berlanjut dengan ketulian. Tulisan berikut ini perlu dicermati agar alat pendengaran kita awet dan tetap sehat.
Bila si Buyung, yang lagi demam, rewel sambil tangannya terus menarik telinganya, anda boleh curiga kemungkinan telinganya mengalami gangguan. Apalgi kalau demamnya tidak dibarengi dengan gejala lain seperti batuk, pilek, ruam pada kulit atau sakit perut dan sebagainya.
Infeksi telinga pada anak balita bukan kejadian langka. Gara-garanya bisa karena cara anda membersihkan telinganya keliru atau memang ada pnyebab lain. “Membersihkan kotoran telinga sebenarnya cukup sebatas daun teling saja, tidak perlu sampai ke liang telinga, “kata dr. Entjep Hadjar, ahli penyakit telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dari RS CM.
Pada liang teling, tepatnya di 1/3 bagian lur teling yang berbulu, terdapat kelenjar minyak atau serumen, ini berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran, serangga serta bakteri. Dalam keadaan normal kelenjar ini akan mengeluarkan minyak sedikit demi sedikit, meleleh ke luar ke daun teling. Limbahnya menyerupai kotoran yang liat atau lembek, namun akan mongering dengan sendirinya. Setalah kering, kelnjar tadi akan memproduksi minyak kembali. Demikian mekanisme kerjanya dalam membersihkan telinga secara alami. Tetapi kalau liang telinga terlalu sering dirangsang kelenjar ini akan mengeluarkan minyak berlebihan yang justru kurang baik buat kesehatan telinga.
Yang perlu diperhatikan bila anda membersihkan dengan cotton bud jangansampai ke liang telinga. Kalau sampai ke liang telinga, sebagian besar kotoran malah akan terdorong masuk ke bagian dalam yakni gendang telinga yang kemudian menumpuk dan membatu. Apalagi kalau jenis kotoran nya kering dank eras. “Disinilah seseorang akan mendapat masalah karena bagian dalam telinga terasa gatal. Kalau dikorek-korek sendiri dengan korak kuping misalnyua, bisa mengakibatkan luka pada kulit atau gendang telinga, kulit gatal mirip eksim atau bahkan terjadi infeksi sampai bernanah (pttis media) alias congek,” tambah dr. Hadjar. Kasus gangguan teling pada balita lantaran cara membersihkan telinga yang salah itu cukup banyak terjadi di Indonesia. Infeksi ini sering menimbulkan demam.
Kalau diketahui ada kotoran yang telah mengeras di dekat gendangntelinga, harus segera diperiksa ke dokter ahliTHT. Biasanya dokter akan memberikan obat tetes telinga (karbol gliserin 10%) untuk memcahkan kotoran tersebut. Kotoran yang sudah pecah disemprot atau dikorek ke luar. Infeksi yang barangkali timbul lantaran iritasi kotoran itu diatasi dengan pemberian obat antibiotic.
Disamping bisa mengakibatkan infeksi, kotoran membatu tadi akan menyebabkan telinga terasa sakit atau agak tuli sehabis berenang. Sebab air yang masuk akan terhalang keluar. Bahkan, kalau lubang telinga yang tersumbat hanya sebelah, bisa mengakibatkan pusing atau vertigo ( berputar) terutama bila anda berenang di air dingin.
Gangguan pada telinga yang ersumbat kotoran bisa muncul saat naik pesawat udara. Pasalnya udara yang masuk pada saat tekanan tinggi tidak dapat keluar dengan leluasa. Akibatnya telinga akan terasa sakit, bakan yang paling mengkhawatirkan kalau sampai gendang telinga pecah. Nah, pembagian permen yang biasa dilakukan oleh para pramugari di atas pesawat sebelum lepas landas itu secara tak langsung sebenarnya berguna untuk kesehatan telinga kita. Mengunyah sesuatu atau mengulum sesuatu atau mengulaum permen bisa menyeimbangkan udaranyang masuk melalui telingam agar udara tidak terkunci di dalam.
Pilek dan gangguan telinga
Penyakit pilek pun ada kalanya mengganggu telinga karena lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung (tuba eustachius) mengalami peradangan atau bahkan mempat. Bila kita rencanakan naik pesawat udara atau berenang pada saat menderita pilek berat, sebaiknya terlebih dahulu ke dokter untuk mendapatkan obat tetes atau yang dapat menanggulangi peradangan tersebut. Para penyelam diajurkan tidak menyelam saat menderita pilek, sebab tekanan air yang besar sangat membutuhkan kelonggaran keluar-masuknya udara melalui tuba.
Kalau tuba Eustachius nya sedang mengalami peradangan tentu udara akan terhalang dan bisa mengakibatkan pecahnya gendang telinga. Atau paling tidak, kita mendapat serangan sakit telinga atau vertigo karena udara terkurang di dalam. Di lain pihak, penyakit pilek yang tak kunjung sembuh pada anak bisa menyebabkan infeksi telinga tengah, apalagi kalau bagian tersebut penuh dengan tumpukan kotoran atau cairan.
Gangguan lain pada telinga bisa juga diakibatkan masuknya benda asing ke dalam saluran pendengaran. Anak kecil banyak yang suka memasukkan biji-bijian ke dalam telinga. Benda keras yang masuk ini berbahaya sebab dapat mendesak gendang telinga atau begesernya kedudukan tulang pendengaran.
Ada lagi sejenis virus yang dapat menyerang saraf pendengaran. Serangan penyakit virus ini bisa menyebabkan kesakitan pada telinga akibat berkurangnya darah yang mengalir pada alat pendengaran. Penyakit sejenis ini disebut tuli mendadak.
Trauma polusi udara
Telinga terdiri atas tiga bagian, yakni bagian luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah berperan penting dalam pengumpulan serta pengiriman suara. Sedangkan telinga bagian dalam memiliki mekanisme agar tubuh tetap seimbang dan bertanggung jawab untuk mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik.
Melalui lubang telinga suara yang masuk akan mengeluarkan dalam rongga telinga. Getaran ini akan menggerakkan tulang-tulang pendengaran sampai ke tulang sanggurdi. Cairan dalam rumah siput (cochlea) pun ikut bergetar. Gerakan cairan ini membuat sel-sel rambut terangsang. Rangsangan ini yang ditangkap saraf pendengaran ke otak. Manusia normal mampu mendengar suara berfrekuensi 20-20.000 HZ (satuan suara berdasarkan perhitungan jumlah getaran sumber bunyi per detik) dengan intensitas atau tingkat kekerasan di bawah 80 desibel (dB).
Bunyi diatas itu kalau terus menerus dan dipaksakan bisa merusak pendengaran, karena bisa mematikan fungsi sel-sel rambut dalam sisitem pendengaran. Gejala awal sering kali tidak dirasakan kecuali telinga berdengung, kemudian diikuti olah menurunnya pendengaran. “Trauma suara banyak dialami oleh para pekerja pabrik,” kata dr. Hadjar pula. Menurut ahli THT in, kebisingan pabrik akan aman selama masih di bawah 80 dB. Namun kalau naik 3 dB saja, seseorang sebaiknya beristirahat sejenak setelah bekerja empat jam, apalagi kalau suara mesinnya kasar dan membosankan. Atau, bila perlu mengenakan penutup teling. Kebisingan suara di jalan yang setiap hari didengar oleh para sopir bus pun bisa berdampak negative terhadap pendengaran sang sopir.
Sebaliknya, suara musik walaupunm keras kebanyakan masih bisa dotoleransi olah teling, lantaran terasa enak di dengar. “Musik enak malah bisa ikut melonggarkan pembuluh darah telinga,” tambah dr. Hadjar, mengacu hasil penelitian penyanyi The Beatles selama lima tahun.
Namun menurut dr. Hendarta Hendarmin, ahli THT lain dalam Intisari tahun 1991, dari penyelidikan mengenai tingkat bahaya suara musik keras di beberapa dikotek (antar 100-110dB), musik keras bisa merusak pendengaran seseorang yang setiap hari berada disitu. Apalagi kalau bunyi musik demikian melebihi ambang batas normal yang bisa ditoleransi telinga. Besarnya pengaruh suara terhadap telinga memang banyak tergantung pada intensitas dan jangka waktu mendengarnya jumlah waktu mendengar, serta kepekaan masing-masing termasuk usia si pendengar tambah Hendarmin.
Sebaliknya, musik yang mengalun lembut dan enak didengar seperti kalasik, keronsong, seruling, gamelan, malah bisa ikut menyejukkan pikiran serta membantu menghilangkan stress. Bahkan ada seorang ahli bedah saraf terkenal yang menyetel kaset gending jawa agar lebih tenang dan tidak terburu-buru selagi membedah pesien.
Bahaya tekanan darah tinggi
Para penderita penyakit darah tinggi, dimana sel-sel pembuluh darah sekitar telinga ikut tegang dan mengeras, juga harus selalu memperhatikan kesehatan telinganya. Sebab, berkurangnya oksigen yang masuk lebih memudahkan sel-sel pendengaran mati. “Bila penderita merasakan telinganya sering berdengung, segeralah ke dokter sebelum terlambat,” saran dr. Hadjar. “Bila tiba-tiba pendengarannya menurun, segera lah minta pertolongan dokter sebelum lewat tiga hari.”
Pada orang lanjut usia gangguan pendengaran biasanya disebabkanoleh fungsi organ yang menurun atau disebut presbiakusis (sekita 1,8-5%) sehingga sulit dicari penyebabnya. Namun, ada hasil penelitian yang menyatakan, kemunduran pendengaran pada para manula pun banyak tergantung pada polusi suara atau bunyi yang didengar sepanjang hidupnya. Artinya, kalau terlalu sering mendengarkan suara-suara bising atau keras, proses fisiologis jaringan otot dalam tubuh manusia akan lebih mudah terganggu. Juga tergantung pula pada penyakit degeneratif yang diidapnya seperti tekanan darah tingi, diabetes, gangguan kardiovaskuler, atau obat-obatan tertentu yang diminum secara rutin seperti pil kina untuk penyakit malaria, streptomisin, dll.
Gangguan organ telinga atau pendengaran memang bisa bermacam-macam, disamping yang disebutkan di atas, bisa juga karena faktor keturunan atau bawaan, gangguan gizi, trauma kepala, bisul, jamur, tumor, dll.
Namun, dengan gizi yang baik, pemakaian kapas pembersih telinga yang tidak berlebihan atau dipaksakan, pemeriksaan telinga secara rutin paling tidak setiap ½-1 tahun sekali oleh ahli THT serta menjaga kebersihan telinga, niscaya kesehatan telinga tetap terpelihara.
Sumber : INTISARI (kupulan artikel kesehatan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar