Selasa, 05 Oktober 2010

kembali ke fitrah

SEBUAH TIPS DALAM MENYIKAPI PERSEPSI YANG TERJADI DALAM MASYARAKAT MODERN

Persepsi! Persepsi di zaman dahulu lebih azali daripada persepsi zaman sekarang. Kenapa demikian? Karena persepsi zaman purba masih dekat dengan kebenaran. Kebenaran yang terbit dari jiwa yang masih azali pula. Kekejaman, kebuasan, kelembutan dan kebajikan berkembang sangat sederhana. Namun di zaman ini, berbagai bentuk kebajikan dan keburukan terkadang sangat tipis bedanya sehingga kebenaran pun sangat tipis pula. Hal ini sangat berpengaruh terhadap persepsi orang atas segala sesuatu. Apalagi terhadap manusia lain.

Bagaimana cara memberikan pencerahan pada manusia dalam keadaan tersebut? Mari kita runut kembali asal-usul manusia diciptakan Tuhan menurut kitab suci adalah untuk menjadi khalifah di dunia. Khalifah memiliki sifat-sifat asal yang biasa disebut fitrah yang memang dipersiapkan untuk mengelola dunia. Sifat-sifat ini tidak dimiliki oleh makhluk lain kecuali manusia. Nah, setelah itu apa yang harus dilakukan manusia dengan potensi-potensi tersebut? Manusia wajib mengembang-kannya untuk tujuan kebajikannya sendiri. Jadi, Tuhan telah menggarisbawahi potensi tersebut sehingga makhluk yang bernama manusia ini wajib menggunakannya.

Kalau begitu apa ciri-ciri fitrah itu? Ciri-ciri fitrah di sini adalah sifat-sifat asal, baik dan buruk, mulai lahir hingga mati. Sifat-sifat tersebutlah yang akan menentukan akhir manusia menjadi baik atau buruk. Dengan memahami hal tersebut, manusia dengan sendirinya akan mengenali pula sesamanya sehingga ia tidak mudah menentukan penilaiannya dengan menggunakan tolak ukur yang dangkal, yaitu dengan mengandalkan persepsinya belaka. Jika ada sesuatu yang berbeda dari dirinya, asalkan itu tidak mempengaruhi misi kekhalifahannya, maka persepsi batal digunakan. Ia pasti akan merujuk kembali pada sifat-sifat dasar tadi, yaitu fitrahnya. Selanjutnya yang akan terjadi adalah sikap “nafsi-nafsi” saja. Dengan sikap demikian maka segala bentuk “kejahatan” persepsi dalam memutuskan perkara kehidupan akan mudah dihindari.

Persepsi boleh digunakan sebagai rujukan asalkan persepsi tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Persepsi ada pada tingkatan kedua bahkan ketiga dalam mempengaruhi penilaian setelah kebenaran yang bersumber pada pemikiran tentang fitrah telah dilakukan. Kemudian, bagaimana persepsi manusia zaman sekarang? Jawabannya adalah sangat diragukan karena hanya ada beberapa orang saja yang masih memegang teguh kebenaran. Oleh karena itu, kedudukan persepsi dalam masa kini harus disikapi dengan hati-hati agar kita dapat berpikir dan bertindak benar. Biasakanlah dengan menyikapi kontradiksi dan kontroversi tanpa mengedepankan persepsi tetapi kembalikan segalanya pada sifat azali kita! Selamat mencoba!


by;steby julionatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar