Fungsi lensa kontak makin bervariasi, dari yang semula untuk memperbaiki penglihatan hingga sekedar penunjang penampilan. Apapun tujuannya, sebaiknya berhati-hati karena tidak semua orang boleh menggunakan lensa kontak.
Apabila dipaksakan, penggunaan lensa kontak tidak akan memperbaiki penglihatan namun justru akan memicu masalah pada mata. Masalah paling ringan contohnya alergi dan mata kering, sementara yang berat adalah infeksi kornea.
“Pasti ada bedanya ketika mata ditempeli lensa kontak dengan tidak ditempeli apa-apa,” ungkap Ketua Divisi Refraksi dan Lensa Kontak RSCM, Dr Tri Rahayu, SpM, FIACLE dalam jumpa pers peluncuran CIBA Vision Academy di Restoran Penang Bistro.
Menurut Dr Tri, masalah utama yang dihadapi pengguna lensa kotak adalah terhalangnya sirkulasi oksigen ke kornea. Pada orang yang sensitif, kondisi ini akan menyebabkan mata kering dan reaksi alergi seperti gatal-gatal.
Oleh karena itu tidak semua orang boleh menggunakan lensa kontak, baik untuk menggantikan kacamata apalagi untuk sekedar memperbaiki penampilan. Menurut Dr Tri, penggunaan lensa kontak sebaiknya dihindari jika mengalami kondisi sebagai berikut.
1. Punya peradangan aktif di mata
2. Alergi dengan material pada lensa kontak
3. Mata kering
4. Kelainan penutupan kelopak mata
5. Diabetes yang tidak terkontrol.
Selanjutnya jika sudah memutuskan untuk menggunakan lensa kontak, perawatan secara rutin mutlak dilakukan agar tidak menimbulkan masalah. Kebersihan harus dijaga dengan sesekali melepas lalu merendam lensa kontak dalam cairan khusus.
Pengguna lensa kontak juga harus memeriksakan diri sekurang-kurangnya 6 bulan sekali meski tidak merasakan gejala atau masalah pada matanya. Ikuti juga panduan perawatan yang disertakan oleh produsen lensa kontak, terutama yang berkaitan dengan daya hantar oksigen.
CIBA Vision Academy merupakan program pelatihan untuk para tenaga kesehatan mata yang meliputi dokter mata dan optician (juru ukur), hasil kerja sama CIBA Vision dengan Departemen Mata RSCM. Program yang akan diluncurkan 25 Oktober mendatang ini ditargetkan bisa berkelanjutan dan mampu menjaring 500 peserta/tahun.
sumber: AN Uyung Pramudiarja – detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar