Sapaan rindu…
Hangat rasa nya berada di tengah dekapmu..
Tapi sesak…
Kau terlalu erat memelukku…
Tenang rasa nya di sekeliling barisan panjangmu..
Tapi lelah…
Aku terlalu lama menunggu…
Bersamamu harus penuh rasa sabar..
Karena bukan hanya aku yang mencintaimu..
Semua mencintaimu.. semua menyayangimu…
Semua ingin selalu di dekat mu…
Sampah-sampah itu juga…
Sayang…
Hanya sebentar aku merasakan..
Selanjutnya aku harus segera pulang..
Rasanya…aku ingin mengulang.
Kembali di tengah kebisingan…
Berbincang-bincang dengan megahnya Istiqlal…
Jalan bergandengan dengan Monas…
Kemudian…
Tertawa lepas bersama tangis gelandang…
Sesungguhnya…
Aku ragu untuk mengatakan rindu padamu
Karena terlalu banyak sainganku..
Yang sama-sama ingin merasakan dekap sesakmu, Jakartaku…
RELUNG-RELUNG JIWA KESEPIAN
Di hati ada penantian
Panjang tapi tak jua bertepi
Lewat angan aku berkhayal
Sesaat ada bayang namun hampa
Saat hadir menggebu
Tersenyum semu kubayar kerinduan
Hampa langkah aku tertahan
Semu mulutku tersendak
Ada gerangan apa aku berpikir
Luka tapi dimana luka
Rindu tapi dimana rindu terbayar
Sepikul keluh kurasa di hati
Menabuh peluh hanya waktu yang terhitung
Takkan habis bersama hari yang berselang
Rinduku tetap kupikul dalam jiwa yang kesepian
DETIK UNTUK SEBUAH KENANGAN
Dalam angan ku berbisik
Ucapannya yang lalu kembali mendengung
Hanya saja bayangnya tak lintas mata
Gelak tawanya pun tak mampu kulihat
Aku ingin melihatnya
Berpeluk kembali dengan tanganku yang dingin
Namun
Mengapa aku yang di sini
Tak mampu merasakannya
Rasa rindu yang selama ini untukmu
Detik untuk sebuah kenangan
Akan lalunya sebuah cinta yang telah terungkap
Membuat itu akan kembali tersenyum
Walau anganku tak mampu kulihat
Walau abu cinta itu masih ada dalam impian
Dalam bayang cermin yang retak
Semua kenangan itu tersampul
Tangan kecil ini meraihnya
Untuk kubawa dalam senyumnya
Yang Kuasa
BY;DAYANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar