Kala mentari mulai gagah mengangkang
Hujanpun menjerit lari terbirit – birit
Dan tangismu memecah pagi
Kian menghimpit dadaku yang makin menyempit.
Kusumpal tangismu dengan tetekku
Yang tinggal kulit menggantung didada
Tanpa isi tanpa sari
Hanya setetes air bukan asi.
Kala laparmu mulai menyerang
Kutanak nasi basi ditungku
Tanpa garam, ikan asin atau sayuran
Hanya nasi aking pemberian orang.
Tubuhmu tinggal tulang berbalut kulit
Meringkuk lemah dalam dekapku
Sorot mata bagai hendak meloncat
Dari kepalamu yang terkulai di tubuhku
Yang juga tinggal tulang merenta.
Maafkan aku, Anakku………..
Tak ada beras yang dapat kumasak
Nasi basi pun harus berebut dengan kucing
Kecoa dan tikus mati kelaparan
Di rumah kita yang beratap langit.
Matahari mulai meninggi
Hati orangpun makin meninggi
Berebut tempat yang tinggi
Saling menginjak tak lagi peduli
Harga – harga yang kian tinggi
Kebutuhan hakiki tak terbeli.
Maafkan Ibu, anakku, maafkan Ibu
Hanya kasih yang bisa Ibu beri
by;nia mulya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar