Rabu, 18 Mei 2011

koran,majalah dan tabloid

Mencari, mengetahui, memperoleh dan memiliki data dan informasi mengenai sesuatu bidang kegiatan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia, walaupun tingkat kebutuhan dimaksud untuk tiap individu berbeda intensitasnya. Sebagai bentuk dari media informasi antara lain adalah surat kabar/Koran yang sering dibaca, namun kebanyakan banyak yang belum tahu kesamaan dan perbedaan dari media tersebut seperti Koran, majalah, tabloid atau jurnal. Memang secara fisik mata kita bisa membedakan mana Koran, majalah dan tabloid, tapi kalau yang dimaksud jurnal dan surat kabar daring?. Mungkin bagi yang berkecimpung di dunia pers atau jurnalistik sudah menjadi makanan sehari-hari.

Dalam kehidupan manusia diperlukan adanya kemahiran dalam mencari informasi yang baik kepentingan individu maupun kelompok walaupun untuk berbagai bidang tingkat dan bentuk kebutuhan data dan informsi tersebut penekannanya berlainan. Dalam penyebarannya juga merupakan kepentingan dan kebutuhan yang didorong oleh berbagai motif dan latar belakang yang antara lain disampaikan dalam bentuk media cetak seperti Koran, majalah dan tabloid.

Surat kabar, majalah atau tabloid adalah merupakan bentuk-bentuk dari media untuk penyampaian berita berupa laporan mengenai fakta dan idea yang terbaru dan benar yang menyangkut kepentingan individu maupun kelompok. Berita yang terbaik adalah hal-hal/informasi yang menarik orang sebanyak mungkin untuk mengetahui atau membacanya. Sedangkan media informasi lainnya antara lain radio, televivi dan internet.

Koran
Koran berasal dari bahasa Belanda “Krant” dan dari bahasa Perancis “courant” atau surat kabar adalah merupakan suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah (disebut kertas koran), berisi berita-berita terkini dalam berbagai topic (even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana dan cuaca, atau bisa berisi komik, TTS dan hiburan lainnya), serta ada juga yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu (berita industri tertentu, olahraga tertentu, seni atau partisipan kegiatan tertentu).

Waktu atau periode penerbitan
Surat kabar umum berdasarkan frekuensi penerbitannya yaitu setiap hari (kecuali pada hari-hari libur), surat kabar sore (umum di beberapa negara), surat kabar mingguan (biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan).

Peristilahan
Pemilik surat kabar atau penanggung jawab adalah penerbit, sedangkan orang yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut editor. Jumlah kopi surat kabar yang dijual setiap harinya disebut oplah (digunakan untuk mengatur harga periklanan).

Tata letak surat kabar semakin penting dalam menarik perhatian pembaca sehingga sejak tahun 1980-an, banyak surat kabar yang dicetak berwarna dan disertai grafis.
Surat kabar nasional adalah surat kabar yang terbit di seluruh bagian negara dimana kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional misalnya di Indonesia adalah surat kabar KOMPAS.

Ukuran/format
Surat kabar modern biasanya terbit dalam salah satu dari tiga ukuran/format : (1). broadsheet (ukuran besar) (29½ X 23½ inci), biasanya berkesan lebih intelektual. (2). tabloid: setengah ukuran broadsheet, dan sering dipandang sebagai berisi kabar-kabar yang lebih sensasional. (3). “Berliner” atau “midi” (470×315 mm), yang digunakan surat kabar di Eropa seperti Le Monde.
Sistem cetak jarak jauh

Perkembangan teknologi modern (komputer, internet, dll) kini memungkinkan pencetakan surat kabar secara simultan di beberapa tempat, sehingga peredaran di daerah-daerah yang jauh dari pusat penerbitan dapat dilakukan lebih awal. Misalnya, koran Republika yang pusatnya di Jakarta, melakukan sistem cetak jarak jauh (SCJJ) di Solo. Koran International Herald Tribune yang beredar di Indonesia dicetak dan diterbitkan di Singapura, padahal kantor pusatnya berada di Paris. Di satu pihak sistem ini menolong beredarnya koran-koran kota besar di daerah-daerah dengan lebih tepat waktu. Namun di pihak lain, koran-koran daerah banyak yang mengeluh karena hal ini membuat koran-koran besar semakin merajai dan mematikan koran-koran daerah yang lebih kecil.

Untuk mengatasi masalah ini yaitu dari pihak daerah (kalau tidak salah di Medan), yang beredar pagi-pagi sampai dengan siang adalah Koran daerah (misalnya Suara Indonesia Baru-SIB- dan waspada) padahal waktu itu mungkin sudah ada pesawat yang sampai ke Medan pagi-pagi sekali. Itu contohnya di Kota Medan, mungkin juga seperti kota-kota besar lainnya seperti Balikpapan dan Makassar, kalau Papua atau Ambon bisa-bisa terbitnya koran pusat (Jakarta) besok paginya, kecuali kalau ada on line (dicetak jarak jauh) seperti tadi. Keterlambatan waktu tersebut secara otomatis member kesempatan kepada Koran local – untuk masalah ini mohon koreksi kalau kurang tepat.

Tingkat kepercayaan pembaca terhadap kualitas dan merek dari suatu surat kabar ternama termasuk dalam kemampuannya menjaring pengiklan, dapat dijadikan salah satu indikator dari kemampuannya untuk bertahan.
Koran dan politik.

Di negara-negara Barat, pers disebut sebagai kekuatan yang keempat (setelah kaum agamawan, kaum bangsawan, dan rakyat), istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Thomas Carlyle pada paruhan pertama abad ke-19. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pers dalam melakukan advokasi dan menciptakan isu-isu politik karena itu tidak mengherankan bila pers sering ditakuti, atau malah “dibeli” oleh pihak yang berkuasa.

Di Indonesia, pers telah lama terlibat di dalam dunia politik yaitu pada masa penjajahan Belanda pers ditakuti sehingga pemerintah Belanda mengeluarkan “haatzai artikelen” yaitu undang-undang yang mengancam pers apabila dianggap menerbitkan tulisan-tulisan yang “menaburkan kebencian” terhadap pemerintah.

Pada masa Orde Lama banyak penerbitan pers yang diberangus oleh Presiden Soekarno, namun bredel pers paling banyak terjadi di bawah pemerintahan Soeharto sehingga mengakibatkan banyak wartawan yang harus menulis dengan sangat berhati-hati, atau sebaliknya yauitu wartawan menjadi tidak kritis dan hanya menulis untuk menyenangkan penguasa.

Mungkin selain hubungan antara pers dan politik juga perlu diingat bahwa pers ini terkadang “sangat diperlukan” bagi yang belum popular (misalnya calon tokoh, calon figure, calon selebritis dlsb-dlsb, tetapi “sangat ditakuti” bagi yang telah popular apalagi kalau sudah menyangkut masalah atau kasus yang mengarah kenegatif-negatifan, bahkan ”membencinya” karena bisa menjadikan “neraka” dalam hidupnya. Baca Mengenang Sekitar Kehidupan Putri Diana (Mencaci seorang juru foto).

Majalah
Majalah adalah salah satu media yang diterbitkan secara berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi, biasanya diterbitkan mingguan, dwimingguan atau bulanan, memiliki artikel mengenai topik populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Publikasi akademis yang menulis artikel padat ilmu disebut “jurnal”.

Tabloid
Tabloid sebenarnya adalah istilah suatu format surat kabar yang lebih kecil (597 mm × 375 mm) dari ukuran standar koran harian. Istilah ini biasanya dikaitkan dengan penerbitan surat kabar reguler non harian (bisa mingguan, dwimingguan, dll), yang terfokus pada hal-hal yang lebih “tidak serius”, terutama masalah selebritas, olah raga, kriminal, dll. Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa surat kabar harian seperti Republika dan Koran Tempo telah pula mulai menggunakan format tabloid.

Surat kabar daring dan Perkembangannya.
Surat kabar daring dikenal juga sebagai surat kabar jaringan yang berbasis di internet. Ekspansi ke dunia dalam jaringan (daring) atau lebih dikenal istilah online, membuka banyak peluang bagi sebuah kabar untuk bersaing dengan jurnalisme siar dalam menyediakan layanan berita yang fleksibel terhadap waktu. Kemudahan yang diberikan melalui dunia online ini terutama dalam hal pengolahan dan distribusi berita, misalnya Detik.com untuk menyampaikan atau mengunggah sebuah berita hanya dibutuhkan waktu tidak lebih dari sepuluh menit (mencakup saat pelaporan berita dari reporter, penulisan berita, pengecekan, dan pengunggahan).

Pengalihan bentuk dari cetak ke daring maupun penambahan bentuk dari cetak saja menjadi cetak dan daring, akan mampu meningkatkan efisiensi biaya produksi. Seperti halnya versi cetak, surat kabar daring dituntut untuk tunduk pada etika jurnalisme, dan perangkat aturan lain terkait hak cipta, privasi, dan sejenisnya.

Kemajuan teknologi komputer memberikan dampak signifikan dalam dunia jurnalistik. Diawali dengan pengalihan metode manual ke jurnalistik yang berbasis komputerisasi. Dilanjutkan dengan premis bahwa keanggunan inovasi dan modifikasi di dunia komputer cenderung membawa angin segar bagi kemajuan dunia jurnalistik. Pengelolaan, pengiriman dan penyimpanan data, pemanggilan kembali diikuti rentetan proses jurnalistik lain berlipat kali lebih mudah.

Jenis
Surat kabar daring dibedakan menjadi dua jenis utama. Yakni, hanya surat kabar daring dan surat kabar hibrid. Versi pertama merujuk pada eksistensi surat kabar online yang terpisah dengan surat kabar cetak. Terpisah artinya konten maupun keberadaan surat kabar daring ini tidak menyertai versi cetaknya, seperti detik.com, okezone.com, dan vivanews.com. Sedangkan yang dimaksud surat kabar hibrid adalah di samping berbasis jaringan, surat kabar daring ini menyediakan versi cetak pula. Contohnya kompas.com yang berhibrid dengan Kompas cetak dan tempointeraktif.com dengan versi cetaknya pada Koran Tempo dan Majalah Tempo.

Surat kabar daring di Indonesia
Empat fungsi utama media massa, yakni pengawasan lingkungan, korelasi sosial, sosialisasi, dan hiburan menuntut keluasan ruang kebebasan berekspresi. Sebelum reformasi bergulir kebebasan ini terpasung sedemikian rupa hingga fungsi pengawasan lingkungan yang juga mencakup pengawasan terhadap pemerintah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Media yang dianggap membahayakan pemerintah dapat saja dibredel. Hal ini tidak sejalan dengan Indonesia yang menganut asasdemokrasi, di mana media seharusnya menjadi tonggak keempat setelah eksekutif, legislatif, yudikatif, dan yang menopang keseimbangan jalan sebuah Negara.

Format daring mulai dilirik selepas pembredelan yang menimpa beberapa surat kabar nasional di era orde baru. Pertama kali di tahun 1996 surat kabar daring berdiri. Satu persatu surat kabar daring tumbuh setelahnya, dan ikut mengawal bergulirnya reformasi.

Masyarakat yang semakin akrab dengan teknologi internet menjadi salah satu alasan cepatnya perkembangan surat kabar daring di Indonesia. Kemampuan media ini menyajikan berita secara singkat, cepat, mudah diakses, dan murah menjadi dasar preferensi konsumen surat kabar daring, terutama di masa kritis seperti bencana alam, kerusuhan, dan kondisi serupa yang memungkinkan situasi berubah dalam hitungan detik.

Keunggulan surat kabar daring
Keunggulan utama surat kabar daring adalah kecepatan dan kebaruan berita yang terjaga sepanjang waktu. Beritanya tidak pernah basi. Reporter juga dapat mengirimkan berita dalam jumlah yang tak terbatas ke bank data berita surat kabar terkait. Meskipun pada akhirnya editor yang akan menentukan berita mana yang akan diunggah, tetap saja hal ini menjamin ketersediaan dan keragaman konten dalam bank data. Model daring juga sangat berperan dalam penghematan biaya produksi. Jika pada versi cetak selalu ada kemungkinan eksemplar yang dicetak tidak habis terjual, tidak demikian halnya dengan versi daring. Surat kabar daringmemastikan tidak perlu anggaran khusus untuk tinta, cetak, dan kertas. Selain itu, pengelolaannya juga relatif mudah dan hemat tenaga. Di samping efisiensi, surat kabar daring juga unggul dalam efektivitas penyampaian pesan. Berita yang diunggah diklasifikasikan dalam beragam kategori yang bebas diakses secara gratis oleh pembaca.

Kelemahan surat kabar daring
Kecepatan di satu sisi merupakan keunggulan utama berita daring. Namun, di sisi lain kecepatan tak jarang mengabaikan akurasi pemberitaan. Pemberitaan daring sering mengorbankan aspek konfirmasi yang termasuk poin penting dalam karya jurnalistik. Dalam konteks domestik, kemudahan untuk mengakses surat kabar daring masih terbatas bagi sebagian kalangan, terutama kalangan menengah atas, perkotaan, dan mahasiswa. Kondisi sosial, ekonomi, dan demografi Indonesia belum memungkinkan seluruh lapisan masyarakat memiliki akses yang setara terhadap berita daring.

Beberapa portal surat kabar daring di Indonesia
Antara, Harian Pelita, Bali Post, Banjarmasin Post, Bernas, Bisnis Indonesia, detikcom, DNAberita, Fajar Online, Gatra, Harian Jogja, Indonesia Post, The Jakarta Post, Jawa Post, Kedaulatan Rakyat, Kompas, Koran Manado, Lampung Post, Media Indonesia, Okezone, Poskota,Republika, Serambi, Suara Merdeka, Suara Pembaruan, matabangsa.com.

Jurnalisme daring
Mengiring perkembangan surat kabar daring, jurnalisme daring pun berkembang di Indonesia. Penulisan surat kabar daring tidak lepas dari kaidah dan prinsip jurnalistik daring. Prinsip tersebut dirumuskan dalam lima kaidah, yakni ringkas , mengadaptasi kebutuhan dan preferensi publik, dapat dipindai , pelibatan khalayak , serta prinsip komunikasi dan penjaringan komunitas. Jenis jurnalisme daring dibedakan berdasarkan dua kategori. Kategori pertama, adalah rentang antara situs yang berkonsentrasi pada editorial konten dan koneksivitas publik. Kategori berikutnya dibedakan menurut tingkatan komunikasi partisipatoris, terdiri dari situs terbuka dan situs tertutup. Jurnalisme daring sendiri terbagi menjadi empat jenis, mainstream news sites index and category sites, meta and comment sites, serta share and discussion sites.

Pendanaan
Sumber pendapatan terbesar surat kabar daring berasal dari iklan. Beberapa portal surat kabar daring juga memperoleh dana dari pelanggan berita di daerah. Pelanggan berita yang dimaksud biasanya terdiri dari surat kabar daerah yang membeli konten berita nasional dari situs surat kabar daring nasional.

Sumber a.l : Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar