Sabtu, 31 Juli 2010

angin mati

Konon pada suatu masa tergurat sebuah kisah tentang negeri tanpa angin.
Begitu lengang dan kaku negeri itu; tak ada riak air di danau, tak ada
lambai nyiur di pantai, tak ada tarian rumput dan kibasan pucuk cemara di
bukit, tak ada terbangan debu di jalanan, juga tak ada desau angin dari
desah dan dengus nafas. Celakanya lagi AC dan kipas angin semuanya
mengulah kehilangan fungsi. Mereka jadi rongsokan yang sangat bohong.
Angin mati sempurna dalam kematiannya!

Rakyat negeri itu mencerca sebab-musabab dan segala akibat kematian
angin. Mereka hiruk-pikuk membongkar dan mencabik-cabik artifak sejarah
angin, mencari-cari kesalahan angin, menghitamkan alam, menyesatkan
pikiran, melumpuhkan peradaban. Rakyat negeri itu memaksa dirinya semua
jadi pendurhaka.

Raja negeri itu murka pada angin mati, murka pada rakyatnya. Ditangisi
dan disesali semua kebijakannya yang ujung-ujungnya ternyata tak pernah
bijak. Dicaci-maki dan ditertawai semua ketimpangan yang telah
dilakukannya. Raja negeri itu menabiri dan mengebiri segala kebusukan
menjadi kesucian.

Maka, angin mati di negeri itu jadi semakin sempurna matinya. Mati di
atas segala sempurnanya kematian.

Raja dan rakyat negeri itu serentak mengutuk angin : “Cukup sudah! Kami
tak perlu lagi angin! Masa bodoh segala yang bernama angin!”

Dikutuk sebegitu rupa ternyata angin bisa murka juga, karena kematiannya
yang sempurna diusik-usik. Murka angin tak main-main. Seketika alam
terang jadi gelap. Bumi diam jadi bergetar. Laut tenang jadi bergolak.
Air asin itu seperti diaduk-aduk. Angin berpusar dari segala penjuru,
berputar-putar menyapu, mencerabut dan meluluhlantak segalanya jadi puing
sampah. Seketika itu juga laut tumpah. Air asin itu menggulung-gulung dan
mengunyah-ngunyah habis segala puing. Bersih. Bersihlah negeri itu.

Konon pada suatu masa tergurat sebuah kisah tentang negeri di atas angin.
Negeri itu tak pernah diam, selalu bergeriap, terbang hilir-mudik,
tergelung-gelung dan tersaruk-saruk dalam mainan angin. sumber:serambi indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar