Minggu, 13 Desember 2009
kisahku
Hujan! Meskipun hanya rintik-rintik, tapi cukup untuk membuat dingin hawa di Malang sore ini. Dan hujan inipun mengingatkan aku pada seseorang. seseorang yang tahun lalu berada di sisiku. bersamaku melalui hari-hari bersama. ya! Tungky. cowo jangkung yang menjadi kapten basket di sekolahku dan digandrungi oleh banyak wanita di sekolahku.namaku Cheyya. seorang cewek yang sangat cuek terhadap sekitar. bisa di bilang gak punya perasaan. aku sekolah di salah satu SMA Kristen di kotaku, yang lumayan elit. hari ini ada pertandingan basket campuran antar kelas. aku termasuk berbakat dalam bidang basket. karena itu, aku menjadi kapten team basket putri di sekolah. hari ini kelasku bakalan tanding sama anak sains 2, kelasnya Tungky. " Che, kita nanti bakal ngadepin master-master basket lho." ucap Sherly saat aku membenarkan tali sepatuku. " Bukan masalah besar. toh di kelas kita juga banyak yang jadi master basket. kamu gak usah patah semangat dulu. bukan berarti kalo anak sains 2 yang sebagian besar anggota team basket bakaln menang telak. makany kita harus bisa kompak. jangan jalan sendiri-sendiri." kataku yang masih serius membenarkan tali sepatuku.***pertandingan berakhir dengan kemengan telak XG, kelasku. saat pulang, " eh,loe kan yang namanya Cheyya? kapten basket putri?" tanya seorang cowo rese. " mank napa?" tanyaku, sinis. " gue gak triman loe ngalahin team gue yang jelas-jelas ada Tungky, kapten putra. loe pasti curang!" dia menjadi geram. " loe gak trima??" tantang ku. " jelas!" kata cowok itu lagi. "ayo tanding ulang! tapi cuman kita berdua!" kataku yang masih dengan nada sinis. " ogah! loe ma Tungky!" ucapanya nunjuk-nunjuk aku. "oke! aku trima! sekarang. di lapangan sekolah!" kataku sembari meninggalkan mereka kelapangan sekolah. ternyata di lapangan sekolah telah menunggu Tungky, sang kapten basket. " aku denger, kamu manusia paling cuek di bumi ini. tapi kenapa kok mau-maubnya nerima tantangan dari seorang hamba seperti aku ini?" tanya Tungky, ngerendahin aku. aku gak jawab pertanyaan tungky. aku langsung merebut bola dari tangannya dan langsung shooting. " owh, ternyata selain cuek, kamu juga gak bisa bicara!" katanya lagi. " bulshit! mau loe apaan sich, ky?" kataku menatap tajam matanya yang bening. penuh kehangatan." gue pengennya elo jadi Cheyya yang dulu gue kenal. Chryya yang selalu tersenyum. bukan Cheyya yang gak punya perasaan. Cheyya yang cuek gak mau tahu keadaan sekitar! buykan itu Che!" teriaknya memekikkan telingaku. " loe gak tahu kenapa gue berubah! jangan asal nyerocos aja loe" teriakku gak kalah sama Tungky. dia menhampiriku. mendekap ku erat sambil berkata lembut. " Che, kenapa kamu harus kayak gini?" tanyanya penuh kasih sayang. " ini semua gara-gara kamu, ky! kenapa kamu tinggalin aku padahal kamu tahu kalo aku itu butuh kamu banget?" aku terisak dalm dekapan Tungky. " aku minta maaf Cheyya. orang tuaku menghendaki demikian. aku gak mungkin ngelawan orang tuaku. kamu bisa ngertiin posisi aku kan?" katanya lembut. membuat hatiku luluh. " aku anter pulang yuk!" tungky melepaskan dekapannya dan menggandeng tanganku erat menyusuri senja sore ini.esok paginya, sekolahku gempar gara-gara berita jadiannya aku sama Tungky. " Che, kok elo bisa jadian sama tungky tu gimana ceritanya?" tanya sherly saat kita mau latihan basket bareng. " sebenarnya kau sama Kyky udah 2 tahun yang lalu jadian. tapi karena Kyky pindah, ya kita lost communication. makanya kau nyusul Kyky kesini. ternyata saat kesini Kyky diem aja. jadinya aku ya diem. tapi kemaren kita lanjut lagi kok." jelasku, lembut. " hahaha... aneh lu Che ngomong alus gitu. biasanya juga dingin." komnentar Sherly. aku hany senyum.***setahun sudah aku jaln sama Kyky. hari ini kita mau pulang ke madiun. sekalian ngerayain natal sama-sama temen di Madiun. tapi uadh se sore ini Tungky belum jemput aku. tiba-tiba Hp ku berbunyi. di layar terlihat namakak Odhy, kakaknya Tungky. "iya halo kak." kataku. " dek kamu ke RS harapan kasih sekarang ya. penting!" kak odhy menutup telfon. ya mau gak mau aku dateng deh ke tu RS. di depan kamar 2709, terlhat keluarga Tungky ngumpul. Tungky mana? pikirku. aku menghampiri tante bela, ibu Tungky. "mah, Tungky kenapa?" tanyaku. tante bela tidak menjawab. tetapi beliau menarikku menuju ke dalam ruangan putih itu. aku melihat Tungky terbaring lemah di sana." ky, kamu kenapa?" tanyaku. mataku menjadi hangat dan butiran-butiran bening membanjiri pipiku. " aku minta maaf, Che. aku gak pernah mau bilang ke kamu kaloaku punya leukimia. dan sekrang waktu aku udah habis. aku akan pulang. tapi aku janji, kita akan sama-sama lagi di surga. aku sayang kamu Che. sayang banget. aku pengen peluk kamu!" katanyaterbata-bata. aku menghampirinya, dan memeluknya. " udah Che, jangan nangis. aku gak apa-apa kok!" katanya. "aku sayang kamu, ky. aku gak mau kamu ninggalin aku." aku memeluknya erat, hingga kurasakan Tungky tak bernafas lagi.sampai hari ini. aku masih mengingat senyumnya. senyumnya yang selalu membuatku tak bisa untuk melupakannya. aku sayang kamu, Ky! selamanya...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar