Minggu, 13 Desember 2009

keep smile mom

KEEP SMILE MOM“Huft…..” aku menghela nafas panjang.“Jadi ibu rumah tangga sungguh melelahkan” fikirku. Waktu menunjukan pukul 02.30 dini hari. Aku terjaga dari tidur malamku. Aku harus segera menyiapkan makan saur untuk suami dan kedua anakku. Setelah semua tertata rapi di meja makan. Aku pergi kekamar kembali membangunkan suami tercinta. Barulah aku menuju kamar kedua buah hatiku. Anak perempuanku begitu manja, sedangkan yang lelaki amat sangat sulit dibangunkan….pheww Aku Anita Los 35 tahun seorang ibu rumah tangga biasa yang bekerja sebagai pelayan masyarakat disebuah POLINDES didesa terpencil. Hari-hari biasanya aku hanya berdua dengan sang suami. Berhubung ini bulan puasa dirumah dinas yang kecil inipun menjadi rame berkat kedatangan kedua buah hati ku,yang sedang libur sekolah. Mereka berdua aku masukan kePesantren diJombang JATIM.Sejak kecil anak perempuanku sudah aku titipkan kepada sang nenek. Aku ingat saat itu anak perempuanku yang biasa kupanggil “Rya..” masih berusia 1,5 tahun saat ku tinggal untuk sekolah lagi. Sungguh ibu yang tega diriku ini. Seorang anak yang masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu ditinggal begitu saja. Tapi mungkin inilah jalan hidupku.. Satu tahun telah berlalu inilah saat yang kutunggu-tunggu. Setelah wisuda aku buru-buru mengajak sang suami pulang. Aku tak tahan ingin bertemu sang buah hatiku. Selama perjalanan aku tak henti-henti menanyakan Rya anakku tersayang. Sesampainya dibandara keluarga telah menunggu dan disitu ada Rya,aku berlari menghampirinya. Aku peluk dia,aku cium,kemudian aku gendong. Dengan wajah heran dia memandang diriku. Mungkin fikirnya siapa yang sedang menggendongku. “mama…”panggilnya.. Aku keliru ternyata dia memanggilku. Aku kaget aku menangis karena terharu,aku bahagia dia mengenalku walau telah begitu lama tak bersua. Saat ini rya berusia 4tahun. Suatu hari…. “ mama rya ingin sekali sekolah.!!”. katanya “oya…bagus dong sayang! Besok tahun ajaran baru mama daftarin kamu ke TK ya?” tawarku “tapi mama…?? Rya maunya sekolah di tempat nenek. Boleh kan ma?? Rya ingin mandiri” Apa??Anak seusia dia sudah berfikir ingin mandiri. Dia sudah begitu berani menanggung resiko jauh dengan kedua orang tuanya. Mau ga mau aku pun mengirimnya kerumah orang tuaku.Satu tahun kemudian setelah kepergian rya kerumah nenek aku pun memberinya seorang ade’ laki-laki yang kuberi nama “dhani”. Rya begitu bahagia terlihat dari pancaran sorot matanya. “mama…aku punya ade’ itu artinya aku jadi seorang kakak. Horeeeee!!!!” serunya Usia Rya kini 5 tahun. Saat ini seharusnya dia masih duduk dibangku TK nol besar. Akan tetapi dia tak mau,dia merengek meminta kepadaku untuk memasukan dia keSD. Dasaran Rya itu keras kepala, apapun yang dia inginkan harus dituruti. Akhirnya sang Ayah mencoba mendaftarkan Rya ke SD. Alhamdulillah keterima!. Untung saja, seandainya tidak keterima, aku ga tau bagaimana sedihnya Rya. Dan ternyata Rya adalah murid yang pandai. Dia di sayang oleh para guru-gurunya. Aku bangga padanya..!!! Lain cerita dengan sang ade’. Dia tak pernah mau jauh dariku. Pernah kucoba untuk melakukan hal yang sama, dengan menitipkan dia ketempat neneknya. Namun apa yang terjadi ??? diluar dugaanku. Dia semakin nakal dan selalu membuat keributan. Untuk mencegah dia semakin nakal kubawa pulang sajja dia kembali kerumah. Dhani begitu manja apapun harus mama yang mengerjakan. Dari nyiapin handuk, buku pelajaran, sampai memakai sepatu. Aku hanya bisa geleng-geleng melihatnya. Ga pernah di sangka dia yang begitu malez ternyata juga memiliki otak yang cerdas,melebihi sang kakak. Aku dan suamiku bukanlah anak keturunan seorang kyai. Jadi kami berdua ga begitu mengerti tentang agama. Aku ingin mereka tau tentang agama. Sang kakak dari awal sebelum lulus SD dia udah mempunyai rencana setelah lulus ingin melanjutkan sekolah kepesantren. Aku pun mengirimnya keJOMBANG. Baru kemudin menyusul sang ade’. Aku tau di dalam hati sang ade’ dia tak ingin berpisah dengan diriku. Tapi aku tetap harus memaksa dan merelakan dia. Untuk kebaikan dirinya kelak. Saat kembalinya mereka kepesantren inilah yang begitu menyedihkan. Aku menangis dalam hati saat mengantar kepergian mereka. Tapi aku tak mau mereka melihat diriku menangis. Dan aku yakin kak Rya didalam pesawat sana juga menangis. Dia sama sepertiku tak pernah menampakkan kesedihannya didepan orang disekitarnya!!. Inilah kehidupanku,aku begitu menyayangi suami dan kedua anakku.Untuk Suamiku “terimakasih banyak kau selalu ada di sampingku.”Untuk Rya “mama bangga padamu, Mama yakin suatu saat jika Mama pergi kamu dapat menggantikan mama”Untuk dhani “ mama sayang padamu” Aku bahagia dapat menjadi istri,ibu,sekaligus teman buat kalian. Walau aku lelah tapi aku begitu bahagia. Kini aku dapat tenang meninggalkan mereka semua. Rya dan dhani telah sukses dan berkeluarga. Aku tau mereka sedih tapi itu tak akan lama. Inilah saatnya aku tak melihat cahaya itu. Dia menjemputku,aku tersenyum melihatnya,dan kupejamkan mataku dengan menyebut namaNYA….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar