Sabtu, 31 Juli 2010

rahasia kita berdua

Sejak Sugi bentak2 aku saat itu, aku jadi sebel selalu sama Sugi.

Aku putuskan untuk sebisanya tak peduli. Pura2 gak liat kalo bisa. Cuekin Sugi walau ususnya terburai kemana-mana. (Malah kugunting putus sekalian usus Sugi) Biarpun Sugi bisa keluar dari tembok, warna badannya pucat & matanya item2, aku sengaja menguap bosan (Malah kukasih mascara & lipstik ke Sugi, jadinya keliatan Goth. “Jadi keren deh!”).

Inti acara, Riya ini ngambek. Ya iya lah..

Wong aku gak merasa bersalah kok. Salah apa yo? Salah apa?

“Kenapa aku kudu dikerjain ama Sugi terus2an? Sugi hantu gak tau dirii!!! Kamu mati lagi aja deh sonoooo!!! ” Seruku sembari ngunyah cakar ayam buatan si mbak, yang tulangnya kemudian dilempar ke Sugi yang lagi ngerayap di dinding bangsanya spiderman.

Sugi yang tidak siap menangkis serangan cakar ayam kaget jatuh berdebum ke lantai. Setelah menyadari bahwa ia hantu, lantas tak apa2 walau kena lemparan maut cakar ayam, ia marah-marah.

“Kalo gitu ya balikin aku laahh... wong udah mati kok masih di siniii” serunya

“Eeeehh.. kalo aku tao gimana cara balikin kamu, udah aku jabanin dari duluu!!! Bukan urusan aku lah bunuh kamu lagi!! Seenaknya aja nuduh aku.. kamu-nya sendiri kenapa juga kepikiran datengin aku!!”

“Mau tahu?? Setelah aku mati, pas aku setengah sadar & belum bisa ngeliat apa2, aku sayup2 denger nama aku disebut2.. bukan disebut2 lagi.. dijerit2in ama ini satu cewe yang jeleeekkknya setengah mati... mau tau siapa cewe itu?”

“Semau aku laah mau jerit2in nama siapa aja, aku juga jerit2in nama Nike Ardilaa pas masih TK.. juga nama Alda laaahh.. idiiih ge-eran banget sih loooo.... lagian kenapa juga kamu sewot sih kalo aku suka sama kamu??? Bukannya harusnya hepi?? Aku gak suka sembarang orangg laahhh”

“Ya soalnya aku..”, Sugi melotot, “.. aku gak SUKA kamu”

“Ya emang kalo kamu gak suka aku, jadinya aku juga gak boleh suka?” Aku jadi tambah sewot. Bukan rahasia lagi kalo aku tahu bahwa Sugi itu sukanya sama yang dadanya gede, si Tea itu. Lalu?

“Orang segoblok mana sih yang naksir pacar orang seenaknya aja, apalagi kalo pihak yang ditaksir gak suka? Orang setolol2nya juga gak mau cari susah!!”

“Kamu gak ada hak untuk nyuruh aku gak suka! Kalo kamu senyumin gadis, berperilaku baik sama cewe, trus ya lumayan tampangnya, otomatis cewe jadi suka lah? Cewe mana yang gak akan jatuh hati? Mami2 aja pasti setuju kalo jaman remaja tuh jaman jatuh cinta! Kenapa kamu sewot?”, ujarku sambil lempar piring kaleng berisi cakar ayam ke tembok dimana Sugi lagi berdiri.

Piring kaleng bermotif ayam itu pun jatuh berdebum diiring2i cakar ayam yang tinggal tulang2nya saja. Aku dan Sugi melihat ke arah kekacauan itu.

“Oooh gitu??”, ujar Sugi pelan, ” Jadi aku gak harusnya baik2 sama kamu supaya kamu gak salah sangka? Semua ini salah aku? Gara2 aku juga tampangnya -lumayan- jadi otomatis salahnya aku? Harusnya aku ngerusak wajahku sendiri supaya cewe2 gak pada naksir gitu?”

Aku melotot ke arah Sugi tajam.

“Kalau begitu aku minta maaf nona manis.. karena aku telah menyengsarakanmu” ujar Sugi sarkastik.

“Sekarang.. “ Sugi bungkuk menghormat, “..aku tak mau mengganggumu, apalagi menggodamu lagi. tolong, bunuhlah aku.”

Aku terkesiap tak bisa berkata2. Ini adalah situasi yang aku tidak tahu mau diapakan lagi. Sampai aku dengar..

“.. Non..” suara si Mbak dari belakangku. “.. ada apa non? Kok banting2 piring..”

Tersadar, aku buru2 naik ke kamarku dan membanting pintu.

”Untung piringnya kaleng.. ” sungut si Mbak sambil membereskan tulang2 ayam. Sugi menghilang.

posted by a0z0ra

angin mati

Konon pada suatu masa tergurat sebuah kisah tentang negeri tanpa angin.
Begitu lengang dan kaku negeri itu; tak ada riak air di danau, tak ada
lambai nyiur di pantai, tak ada tarian rumput dan kibasan pucuk cemara di
bukit, tak ada terbangan debu di jalanan, juga tak ada desau angin dari
desah dan dengus nafas. Celakanya lagi AC dan kipas angin semuanya
mengulah kehilangan fungsi. Mereka jadi rongsokan yang sangat bohong.
Angin mati sempurna dalam kematiannya!

Rakyat negeri itu mencerca sebab-musabab dan segala akibat kematian
angin. Mereka hiruk-pikuk membongkar dan mencabik-cabik artifak sejarah
angin, mencari-cari kesalahan angin, menghitamkan alam, menyesatkan
pikiran, melumpuhkan peradaban. Rakyat negeri itu memaksa dirinya semua
jadi pendurhaka.

Raja negeri itu murka pada angin mati, murka pada rakyatnya. Ditangisi
dan disesali semua kebijakannya yang ujung-ujungnya ternyata tak pernah
bijak. Dicaci-maki dan ditertawai semua ketimpangan yang telah
dilakukannya. Raja negeri itu menabiri dan mengebiri segala kebusukan
menjadi kesucian.

Maka, angin mati di negeri itu jadi semakin sempurna matinya. Mati di
atas segala sempurnanya kematian.

Raja dan rakyat negeri itu serentak mengutuk angin : “Cukup sudah! Kami
tak perlu lagi angin! Masa bodoh segala yang bernama angin!”

Dikutuk sebegitu rupa ternyata angin bisa murka juga, karena kematiannya
yang sempurna diusik-usik. Murka angin tak main-main. Seketika alam
terang jadi gelap. Bumi diam jadi bergetar. Laut tenang jadi bergolak.
Air asin itu seperti diaduk-aduk. Angin berpusar dari segala penjuru,
berputar-putar menyapu, mencerabut dan meluluhlantak segalanya jadi puing
sampah. Seketika itu juga laut tumpah. Air asin itu menggulung-gulung dan
mengunyah-ngunyah habis segala puing. Bersih. Bersihlah negeri itu.

Konon pada suatu masa tergurat sebuah kisah tentang negeri di atas angin.
Negeri itu tak pernah diam, selalu bergeriap, terbang hilir-mudik,
tergelung-gelung dan tersaruk-saruk dalam mainan angin. sumber:serambi indonesia

amarah kerbau

Tengah malam. Hujan berangin. Sebuah kota tua meringkuk dalam gigil tak
nyaman. Seorang lelaki tua merangkak pilu tak hirau gebalau alam. Seekor
kerbau melenguh riang merancang hiruk-pikuk petaka.

Hanya sekali petir menyambar, ketika rintik tipis tanah menebar bau
kuburan. Tanah liat yang becek menghambat langkah gagah kerbau jantan
yang menembus lorong-lorong kampung. Beberapa batang pisang tumbang
melintang di ujung lorong. Selembar kantong plastik kresek hitam
bergulung-gulung dan tersaruk-saruk diseret angin. Lama sekali waktu
berlalu.

Maka, ketika pagi menyeruak, kerbau pun tiba di perempatan pinggir kota
tua itu. Kekita ada keinginan untuk memamah biak sisa makanan subuh tadi,
seketika itu juga tercengang dan tercenunglah ia. Lain, ada kelainan yang
tertangkap oleh insting kebinatangannya : Siang Ada Bala. Kelabakanlah
sang kerbau. Bagaimanakah ini? Kemanakah aku ini? Lari! Lari! Lari! Ah,
jangan! Jangan lari dulu. Mantapkan dulu serat-serat insting, siapa tahu
tadi ada kerancuan frekwensi, sehingga mengaburkan sekat-sekat hakikat
instingnya.

Kerbau merinding, ketika tatapan tajam seorang lelaki tua menadahkan
tangan kearahnya. Kota tua menyeringai begis memandangnya. Gila! Ini
malapetaka. Insting kerbau tak mungkin lagi terkelabui. Gemetarlah
sekujur tubuh kerbau. Terkencing-kencinglah kerbau.

Ambang batas kesabaran kerbau pun punah. Maka, lari adalah pilihan.
Jadilah kerbau berlari-lari. Jadilah kerbau pelarian. Bergemuruhlah kota
tua. Blingsatanlah orang-orang di jalanan. Terjadilah adegan
kejar-kejaran. Gabuklah suasana perjalanan hari. Jeritan, makian,
cercaan, cemoohan, bisikan, perkiraan-perkiraan, kasak-kusuk terjadi di
sana-sini. Semua saling menuduh. Semua merasa tertuduh. Kegaduhan itu
membuat wajah kota tua semakin carut-marut.

Ketika kerbau tersekap, bala itu semakin dekat. Kerbau terisak menyesali
instingnya. Lelaki tua terkekeh menertawai nasibnya. Kota tua meremang
girang menunggu bala segera datang.

Tengah hari, badai berhujan datang. Kecang badainya. Deras hujannya.
Gemuruh itu mengunyah-ngunyah insting kerbau. *** sumber;serambi indonesia

cerita pendek

Mata yang kian berkaca, seperti jernihnya titisan hujan yang turun di senja itu, garisan putih di atas jalan raya semakin pudar. Aku perlu berhenti, aku harus berhenti. Em, lega rasanya. Dunia seakan aman seketika bila deruman enjin motosikalku berhenti. Aku tadahkan wajahku ke ufuk barat, merenung lembayung senja seolah-olah itu senja terakhirku. Dalam hatiku, jiwaku, mindaku, tak berhenti-henti memberontak, membentak, menjerit. Amarah yang tidak terbendung, juga tidak terluah. Siapa harus ku salahkan? Takdir? Allah? Nauzubillah.

Semenjak mak dan ayah pergi menemui Allah, sepi rasanya hidup ini. Ah... aku tetap akan teruskan hidup ini. “Faz, abang dah balik ini”, ujar ku. “Abang......”, Fazrael terus menundukkan kepalanya. “Apasal ni? Apa yang dah berlaku?” tanyaku ingin mendapatkan kebenaran. “Faz jumpa loan shark, Faz pinjam dengan dia 2000 ribu lepas tu.........” “Gila ke! Nak mampus ke pinjam ngan loan shark tu. Sapa nak bayar 2000 ribu. Mana ada duit banyak tu!” jerkah aku pada Fazrael. Aku menampar wajah Fazrael. Fazrael terdiam. Memang sudah banyak kali dia ditampar dan dimarahi oleh aku. Semuanya kerana dia terlibat dengan kegiatan yang tidak elok iaitu gangster. “Kenapa kau ni, Fazrael?! Dah tak de orang lain lagi ke kau nak pinjam duit?! Yang kau pinjam dengan loan shark tu kenapa?!” jeritku sambil menggoncangkan tubuh Fazrael. “Bang, Faz dah terdesak…” Fazrael tunduk. “Kau…selesai sendiri!!” aku terus beredar dari situ. Kalau ditunggu lagi, aku pasti akan membelasah sendiri Fazrael yang degil itu. Belajar malas, buat kerja gila. Aku dahlah penat kerja cari duit untuk dia. Fazrael terduduk. Tiba-tiba, telefon rumahku berdering. Fazrael telan liur. Sekarang, dia memang takut kalau bunyi telefon. Takut kalau pemiutang yang menelefonnya. Memang Fazrael gila! Kenapa dia pergi pinjam dengan loan shark?! “Woi! Angkat telefon tu?!” jeritku. “Helo?” “Hei, Fazrael!! Hutang kau RM2000 tu bila nak bayar hah?!” Sah! Memang dia yang telefon. Lutut Fazrael menggigil. Dia terduduk. Peluh memercik di dahi. Fazrael menguakkan rambutnya. “Hoi pekak! Duit aku RM2000 tu bila nak bayar? Kau nak mampus ke hah?!” tengking lelaki itu lagi. “Taiko, berilah saya masa dua hari lagi. Tolonglah. Saya janji saya akan cari duit untuk bayar…” “Kau memang banyak alasan! Esok aku nak duit aku! Kalau tak kau mampus!” KLIK! ”Alamak, mampus aku kali ni” Fazrael tunduk. “Tidak! Apa yang perlu aku buat?” Fazrael menangis. Aku hanya merenung kosong ke arah Fazrael. Nahas tak diundang dia yang cari. Menyusahkan orang. Baik aku masuk bilik tidur.

Aku merenung ke siling. Siapa yang patut dipersalahkan. Aku ke? Aku yang tak latih dia sampai jadi macam ni. Macam mana nie esok loan shark tu datang.


Aku menunggang motosikal beredar dari workshop. Letih juga jadi mekanik ni. Setibanya aku di hadapan rumahku, aku ternampak sebuah kereta Porche merah park kat depan rumahku. Aku terus bergegas masuk ke rumah.”Abang!!!!” satu suara yang sudah biasa kudengari tetapi kali ni dengan nada cemas. . Dua orang lelaki sedang membelasah Fazrael dengan teruk sekali. Boleh dikatakan seramai 10 orang lelaki di situ. “Jangan! Jangan pukul adik aku lagi!” Fazu memeluk Fazrael yang berlumuran darah. “Tolonglah, dia masih belajar…” “Kau siapa?” tanya seorang lelaki yang berwajah serius. Fazu mengerling ke arahnya. Wajah lelaki yang serius tadi bertukar. “Aku kakak dia!” “Kak, Faz mintak maaf…” Fazrael terbatuk kecil. Fazu hanya merenung wajah adiknya. Lelaki tadi mengarahkan konco-konconya agar tidak berbuat apa-apa. Dia mendekati Fazu dan duduk berhadapan dengan Fazu. “Kau tahu tak adik kau berhutang dengan aku sebanyak RM2000?!” “Aku tahu.” “Inilah padah dia kalau dia tak boleh bayar. Jangan pinjam kalau tak reti bayar!” kata lelaki itu. “Kau bagi masa sebulan lagi. Nanti dia bayar.” Pinta Fazu. Lelaki itu diam. Dia menatap wajah Fazu yang ayu itu. “Seminggu.” “Dua minggu?” pinta Fazu lagi. “Tak boleh. Dia dah lama berhutang dengan aku!” Fazu tunduk memandang adiknya. Fazrael memejam mata. Apa harus aku buat? Seminggu? Mana aku nak cari duit tu? Aku sendiri pun tak de duit. “Seminggu kemudian aku akan datang balik. Geng!” Lelaki itu terus beredar meninggalkan Fazu dan adiknya. “Seminggu…”

“Kak, Fazrael mintak maaf kak.” “Kau diamlah! Aku dah bosan hidup macam ni. Asyik risaukan kau aja. Diri aku ni sapa pulak nak risau?!” Fazu menutup TV. “Kau tahu tak, hari ni diorang nak datang! Mana aku ada RM2000?!” “Kak…” Fazrael tunduk. Hati Fazu berdebar-debar apabila terdengar bunyi deruman kereta. Diorang dah datang! Fazu menjenguk melalui tingkap. Eh? Cuma ada kereta Porsche. “Porsche sapa pulak ni..” Fazrael telan liur. Fazrael membuka pintu rumahnya. Dia tidak berani untuk mendekati kereta itu. Tidak berapa lama kemudian, seorang lelaki keluar dari kereta itu. Lelaki itu berjalan masuk ke dalam rumah Fazreal dan berdiri betul-betul di hadapan Fazrael. "Mana Duit aku?" tanya lelaki itu. "Hari itu kau janji sebulankan?" Fazrael cuba menghelah.
Retrieved from "http://wikisource.org/wiki/Cerita_Pendek"
Category: Bahasa Melayu

Minggu, 18 Juli 2010

cerita gokil

Yanto adalah seorang pembantu. Suatu siang, dia menlepon majikannya di kantor.

Yanto : “Halo bos, ini saya Yanto.”

Majikan : “Iya, To, ada apa telepon?”

Yanto : “Ah tidak apa-apa bos, saya cuma mau lapor sekalian minta maaf, waktu saya seterika tadi, Bos punya baju terbakar…”

Majikan yang sementara sibuk menjawab: “Sudahlah tong, biar saja! tidak apa-apa, nanti saya beli yang baru…”

Yanto : “Oh, Bos baik sekali, terima kasih!”

Majikan : “Halo tong, sepertinya ramai sekali dengan suara-suara di sebelah kamu ada dimana? Kamu telepon dari mana?”

Yanto : “Saya di wartel Bos…”

Majikan : “Kenapa tidak telepon dari rumah saja?”

Yanto : “Tidak bisa Bos, masalahnya rumah juga ikut terbakar dengan Bos punya baju yang saya lapor tadi itu…”

Majikan : “Apaaaaaaa…???!!”

http://ketawa.com/
Gadis matematika dan gadis logis

PILIH GADIS MATEMATIS ATAU GADIS LOGIS?
Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka cara
berpikirnya MATEMATIS (M) dan yang lainnya cara
berpikirnya mengandalkan LOGIKA ( L) . Mereka berdua
berjalan pulang melewati jalan yang gelap, dan
jarak rumah mereka masih agak jauh. Setelah beberapa
lama mereka berjalan….

M : Apakah kamu juga memperhatikan, ada seorang pria
yang sedang berjalan mengikuti kita kira2 sejak
tigapuluh delapan setengah menit yang lalu? Saya
khawatir dia bermaksud jelek.

L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa kita.

M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti
ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap
kita. Apa yang harus kita lakukan.

L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita lakukan,
yaitu berjalan lebih cepat.

M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich…..

L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya kalau
kita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepat
jalannya.

M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan
kecepatan kita seperti ini dia akan berhasil menangkap
kita dalam waktu dua setengah menit…

L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus kita
lakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat
jalan yang kekanan. sehingga dia tidak bisa mengikuti
kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti
olehnya.

Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria tadi
mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika
(L ). Gadis matematis ( M) tiba di rumah lebih dulu dan
dia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tapi, tidak
berapa lama kemudian, Ga dis Logika (L ) datang.

M : Oh terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan selamat.
Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria tadi?

L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku terus.

M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian dengan
kamu?

L : Sesuai dengan logika saya langsung lari sekuat
tenaga dan Pria itupun juga lari sekuat tenaga
mengejar saya.

M : Dan… dan..

L : Sesuai dengan logika dia berhasil mendekati saya
di tempat yang gelap…

M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?

L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan,
yaitu saya mengangkat rok saya..

M : Oh… Lalu apa yang dilakukan pria tadi?

L : Sesuai dengan logika… Dia menurunkan
celananya…

M : Oh tidak… Lalu apa yang terjadi kemudian?

L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang mengangkat
roknya larinya lebih cepat dari pada lelaki yang
berlari sambil memelorotkan celananya… So akhirnya
aku bisa lolos dari pria itu…

http://ngakak.org/
Pantai Kodok

Di sekolah kami dirayakan acara kelulusan dengan liburan ke pantai (pantai kodok).
Ketika anak-anak sudah sampai ke tujuan, mereka langsung turun dan jalan-jalan menyusuri indahnya pantai.

Aku, Tono, dan Tino berjalan dengan asyik; tiba-tiba datanglah seorang nenek tua renta seraya berkata.

“Hai anak muda berhati-hatilah jika engkau berjalan, apabila kau sampai menginjak kodok, maka jodohmu akan JELEK! Camkan itu!!!!”

Terus kami berjalan, Eee.. tiba-tiba si Tono menginjak kodok, “ngeeeeek”.
Lalu mereka ingat pesan sang nenek,
“Aduh!! Entar jodohku jelek dong!” kata si Tono dengan muka sedih.

Lalu kami teruskan jalan-jalan, tidak lama kemudian, giliran si Tino yang nginjek kodok “ngeeeeek” terus si Tino berkata:

“Aduh, pasti entar bini gw jelek juga dong?? ;-( ” kata si Tino

Teman-teman aku gak rela kalau aku gak nginjek kodok juga, mereka memaksa aku supaya nginjek kodok juga, tapi gak berhasil.

Tiba-tiba datanglah seorang cewek cantik, semok aduhai, Julia Perez, Revalina S Temat, Nadin Candra Winata, Sandra Dewi, pokoknya kalah deh sama kecantikan si cewek itu.

Lalu aku kenalan ama cewek itu, ngobrol and ngobrol, akhirnya kita jadian deh. Duh senengnya hatiku dapat cewek seperti bidadari itu. (L) Berhubung hari udah sore kita pulang, tapi aku tetep selalu kontek terus. (T)

Satu bulan kemudian, Tino dan Dono ketemuan ama cewek yang seksi n bohai tadi yang ternyata ngasih undangan kepada mereka. Mereka langsung syok!!

“Masa’ sih kalian mau nikah, kamu kan cantik segala-galanya dan untuk mendapatakan lebih dari dia kan mudah, kenapa kamu mau ama dia??? :-O ” kata Tono dan Tino dengan terheran-heran.

Terus si cewek menjawab:

“Begini ceritanya, waktu aku liburan ke pantai, aku ga’ sengaja nginjek kodok.
Katanya kalau nginjek kodok jodohnya JELEK!! :( ”

Tino dan Tino langsung terpingkal-pingkal. :-D

:-( http://wakakapedia.com/

Minggu, 04 Juli 2010

Di bulan pertama hingga ke hujung tahun 2004,aku rasakan diri ku begitu bahagia sekali.Lagi-lagi percintaan aku dengan Husni berjaya masuk 8 bulan percintaan kami.Husni seorang yang suka memberi nasihat dan mengajar aku erti kehidupan.Menghormati keluarga dan mengutamakan pelajaran sentiasa dia mengingatkan aku.Menutup aurat dan menjadi muslim solehah.Betapa aku sayangkan dia.Dia lah lelaki yang aku cari selama ini.Tiada yang terbaik selain dirinya.Walaupun aku dalam percintaan,aku tidak pernah lupa akan tentang pelajaran.Kerana aku ingin jadi sepertinya.Berjaya hingga ke menara gading.Dia sentiasa menjadi ikon aku.Untuk aku berjaya.Family aku tahu bahawa aku berkawan dengan dia.Biasalah nasihat yang diberi oleh mak,bercinta-cinta juga,tapi pelajaran jangan dilupa dan jangan terlalu khusyuk dengan cinta.Takut kecewa di kemudian hari.

Walaupun aku ini mempunyai sikap kedegilan,tetapi apabila Husni bersuara,aku jadi reda.Dia bijak berkata-kata dan pandai memujuk aku.Dia tak pernah sekali pun memarahi aku.Kata-katanya sentiasa lembut dan mendamaikan.Ingin ku katakan padamu Husni,Aku akan sentiasa mencintai dirimu sehingga nafas terakhir ku.

A